Hubungan Pria dan Wanita (Pria Dalam karier dan Wanita Dalam Relasi)

Filed under: by: GreenGrass

Dr. Larry Crabb seorang psikolog kristen di Amerika Serikat mempunyai teori yang berkata bahwa manusia mempunyai 2 kebutuhan pokok.

1.       Kebutuhan akan rasa aman.
2.       Kebutuhan akan rasa bermakna, rasa berharga, rasa bahwa kehidupan di dunia ini bukanlah kehidupan yang sia-sia.

Pria dan wanita mempunyai pandangan yang berbeda tentang apa yang membuat hidup mereka bermakna.

Pria cenderung mendasari harga dirinya atas karyanya, atas hal yang telah dicapainya, atas kesuksesannya. Dengan kata lain pria cenderung melihat harga dirinya berdasarkan kemampuannya, apa yang telah dihasilkan dalam hidup ini. Jadi kalau pria tidak bisa melihat hasil karyanya, tidak ada yang dia banggakan dari kerjanya dia juga tidak akan bisa memiliki rasa bermakna atau rasa berharga yang baik. Malah kecenderungannya adalah dia akan memandang rendah dirinya, sebab benar-benar pria itu mengukur tinggi rendahnya atau besar atau kecil dirinya itu dari sudut karyanya atau hasilnya.

Wanita kecenderungannya adalah mendasari harga dirinya itu pada relasi, yaitu pada hubungannya dengan orang yang dekat dengan dia. Dengan kata lain wanita itu melihat makna hidupnya dan melihat bahwa hidupnya itu berharga kalau dia memang memiliki suatu hubungan yang baik dengan orang yang dikasihinya dan dekat dengannya.

Kalau seorang pria mendapatkan kesuksesan namun kehidupan keluarganya tidak bahagia dia masih bisa secara relatif menemukan kepuasan hidupnya. Tetapi sebaliknya dengan wanita, kalau hubungannya dengan orang yang dicintainya misalnya suaminya tidak harmonis itu akan sangat mengganggu dia meskipun dia adalah seorang yang sukses dalam kariernya.

Perbedaan-perbedaan di atas juga akan menimbulkan ketakutan-ketakutan, baik dalam diri pria maupun dalam diri wanita.

1.       Ketakutan seorang pria yang utama adalah dia akan kehilangan kepercayaan diri bahwa dia mampu melakukan sesuatu. Dengan kata lain pria itu pada dasarnya takut sekali untuk merasa tidak mampu, tidak bisa menguasai keadaan lagi. Pria dikondisi untuk selalu mampu memenuhi tuntutan yang diembankan padanya, sebab ketidakmampuannya memenuhi tuntutan disamakan dengan kelemahan dan pria takut sekali lemah.
 
2.       Ketakutan seorang wanita adalah dia kehilangan kontak, terputusnya hubungan dia dengan orang yang dikasihinya atau orang yang dekat dengannya.

Hal ini juga dipengaruhi oleh kecenderungan mereka di mana pria cenderung menggunakan rasionya sementara wanita lebih melibatkan emosinya dibandingkan dengan pria.
Upaya yang harus dilakukan seorang pria dan wanita agar dapat menemukan harga dirinya yang sepadan, yang sesuai dengan kebutuhannya:

1.       Pria hendaknya mulai mencabangkan diri yaitu jangan menumpukan segenap dirinya pada satu hal saja yakni kariernya. Penting sekali bagi seorang pria untuk bisa membagi diri sehingga ia menemukan kepuasan melalui hal-hal yang lain.

2.       Wanita hendaknya juga membagi dirinya, karena kalau tidak hati-hati wanita akan cenderung terikat individu-individu tertentu yang dianggapnya dekat dengan dia.

Peran Perempuan Dalam Pernikahan

Filed under: by: GreenGrass

Keberhasilan sebuah pernikahan tidak akan pernah bisa dipisahkan dari peran seorang istri. Istri diibaratkan seperti leher bagi kepala suami. Kepala bisa berdiri karena ditopang oleh leher yang kuat. Dia menggambarkan bahwa seorang istri memiliki pengaruh yang sangat besar. Coba bayangkan apa yang akan terjadi dengan kepala kalau lehernya sakit? Apa jadinya kepala kalau leher tidak berfungsi? Kepala tidak bisa berbuat apa-apa, bukan? Saya sangat percaya bahwa istri memiliki peran signifikan bagi keberhasilan sebuah pernikahan.

" ..., suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri." (Amsal 31:11b, 23)

1.       Tunduk
Tunduk adalah kualitas utama yang harus ada dalam seorang istri. Seperti halnya dia tunduk kepada Kristus begitulah seharusnya ia tunduk kepada suami. Ini merupakan kualitas utama dan pertama. Jika istri tidak mau tunduk, dengan sendirinya sang suami tidak akan mampu menjalankan fungsinya.

"Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan ... Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu." (Efesus 5:22, 24)

"Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan." (Kolose 3:18)

"Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya... Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya." (1 Petrus 3:1, 5)

Jadi ketundukannya seperti kepada Kristus. Tunduk seperti inilah yang membawa kepada pertobatan bagi suaminya.

 
2.       Dapat Dipercaya
Kebenaran firman Tuhan jelas mengatakan bahwa hati suaminya percaya kepada istrinya (Amsal 31:11a). Itu berarti sang istri dapat dipercaya untuk tetap menjaga kerahasiaan dan memegang perkataan.

"Demikian pula istri-istri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal." (1 Timotius 3:11)

"Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat." (Amsal 28:20)

Perempuan yang luar biasa adalah wanita yang mampu menjaga lidah. Inilah kualitas penting yang harus dikejar para wanita untuk menjadi istri yang cakap.

 

3.        Baik Hati
Ketiga yang penting bagi seorang wanita adalah baik hati, kecenderungan hatinya untuk selalu melakukan kebaikan kepada suaminya ataupun kepada orang lain. Dia tidak pelit, baik dalam keuangan maupun dalam menyediakan tenaga untuk membantu orang lain.

"Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya." (Amsal 31:12)

"Perempuan yang baik hati beroleh hormat." (Amsal 11:16a) "Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin." (Amsal 22:9) "Hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang." (Titus 2:5)

 

4.        Rajin
Dia dikenal sebagai wanita yang rajin mengatur rumah tangga dan dalam tanggung jawab lain (pekerjaan).

"Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap. Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya. Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya." (Amsal 31:13-22, 24, 27)

"Hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang." (Titus 2:5)
 

5.        Tertawa akan Hari Depan

Kualitas yang penting bagi seorang wanita adalah percaya bahwa Allahlah yang memegang masa depannya. Tidak khawatir akan hari depan! Berani memercayakan hidupnya kepada Allah untuk masa depannya. Bahkan menaruh hidupnya dalam tangan Tuhan karena hanya Dia yang tahu dan mengerti yang terbaik di dalam hidupnya (Yeremia 29:11).

Seorang wanita yang tidak mengalami terobosan dalam hal ini bisa menyebabkan rencana Allah gagal atas keluarganya; istri Lot adalah contohnya. Hidupnya terikat akan harta duniawi sehingga saat diperintahkan Tuhan untuk meninggalkan itu semua, hatinya tidak berpaut kepada rencana Allah, tetapi kepada harta yang dimilikinya. Saya begitu yakin akar dari semuanya itu adalah kekhawatiran akan hari depan. Apakah yang terjadi dengan hidupnya? Firman Tuhan mengatakan dengan jelas bahwa dia menjadi tiang garam (Kejadian 19:26) dan suaminya menurunkan keturunan yang akhirnya menjadi musuh bagi bangsa Israel, yaitu bangsa Amon dan Moab (Kejadian 19:36-38).
 

Inilah firman Tuhan tentang kualitas ke-5 yang harus dimiliki setiap Perempuan: "Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan." (Amsal 31:25) 

6.        Lidahnya Lemah Lembut

Jujur saja, saya benci dengan wanita "ember" (bocor mulut atau suka meleter atau menggosip). Salah satu kualitas istri bagaikan permata adalah lidahnya lembut. 

Saya begitu yakin lidah bisa lembut dikarenakan hatinya juga lembut. Firman Allah mengatakan bahwa apa yang dari hati meluap keluar melalui lidah dan perkataan kita. Tidaklah mungkin dari hati yang pahit keluar perkataan yang menguatkan, pasti kepahitanlah yang juga muncul. Tahukah Anda kisah kedua belas pengintai yang dikirim Musa untuk menyelidiki tanah Kanaan? Kesepuluh pengintai yang dikirim oleh Musa tidak diijinkan Allah untuk masuk Tanah Kanaan, bahkan mereka mati di padang belantara! Alkitab mengatakan bahwa mereka dilarang masuk karena menyampaikan kabar busuk kepada seluruh bangsa sehingga bangsa Israel memberontak kepada Allah (Bilangan 13:32-33).
 

Penulis Amsal menegaskan kualitas istri bagai permata melalui firman yang berbunyi: "Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya." (Amsal 31:26)
 

7.        Takut akan Tuhan

"Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan TUHAN dipuji-puji." (Amsal 31:30)
 
 Kitab Pengkhotbah ditutup dengan "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban bagi setiap orang." Dua perintah itu merupakan dua kewajiban utama yang harus dipegang setiap orang percaya karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat. Hanya dua hal ini yang disarikan oleh raja Salomo yang mampu memberikan kepuasan total.
 
Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan, keadilan, dan kebenaran-Nya sebagai pasangan terhadap kasih dan pengampunan-Nya. Takut akan Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan kudus serta menghormati-Nya sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan, dan kuasa-Nya yang besar. Takut akan Tuhan yang benar akan menyebabkan orang percaya menaruh iman dan kepercayaan untuk beroleh selamat hanya kepada-Nya (Keluaran 14:31, Mazmur 85:10; 103:11; 115:11; 130:4). Akhirnya takut akan Tuhan meliputi kesadaran bahwa Dialah Allah yang marah terhadap dosa dan berkuasa untuk menghukum mereka yang melanggar hukum-hukum-Nya yang adil, baik dengan segera maupun dalam kekekalan (Mazmur 76:8-9, Ibrani 10:31). 

Seorang perempuan harus belajar untuk takut akan Tuhan karena:

7.1   Kuasa-Nya yang besar selaku Pencipta segalanya dan semua bangsa (Mazmur 33:6-9; 96:4-5, Yunus 1:9).

7.2   Ia adalah Allah yang kudus (Wahyu 15:4). Oleh karena itu, kita harus memisahkan diri dan melawan dosa.

7.3   Berkat-berkat yang kita peroleh (Mazmur 130:4, 1 Samuel 12:24, Yeremia 5:24).

7.4   Allah adil sehingga Ia akan menghukum seluruh umat manusia (Ulangan 17:12-13, Yesaya 59:18-19, Maleakhi 3:5, lbrani 10:26- 31).
 
Bekat-berkat dari hidup dan takut akan Tuhan antara lain:

7.4.1          Kita akan hidup taat kepada perintah-perintah-Nya (Ulangan 5:29; 6:2, 24; 8:6; 10:12; 13:4; 17:19; 31:12, Mazmur 112:1; 119:63).

7.4.2          Membenci dosa dan menjauhkan diri dari kejahatan (Amsal 3:7; 8:13; 16:6).

7.4.3          Memperoleh hikmat (Mazmur 111:10, Amsal 1:7, 9:10).

7.4.4          Mengajar anak-anak kita untuk membenci dosa (Ulangan 4:10; 6:1-2, 6-9).

7.4.5          Lanjut usia (Ulangan 6:2, Amsal 10:27).

7.4.6          Berhati-hati dan menahan diri dalam pembicaraan (Amsal 10:19, Pengkhotbah 5:2, 6-7).

7.4.7          Melindungi kita dari keruntuhan hati nurani dan daya tahan moral kita.

7.4.8          Hidup murni dan suci (Mazmur 19:10).

7.4.9          Menyembah Dia dengan segenap hati (Mazmur 22:24).

7.4.10      Memperoleh kekayaan, kehormatan, dan kehidupan (Amsal 22:4).

7.4.11      Hidup tenteram, perlindungan, dan sumber kehidupan (Amsal 14:26- 27).

7.4.12      Penyediaan kehidupan sehari-hari (Mazmur 34:10; 111:5).

7.4.13      Hidup bahagia (Pengkhotbah 8:12-13).

 
Dengan kesetiaan mengembangkan kualitas-kualitas inilah maka seorang perempuan akan mengalami kedahsyatan janji Tuhan yang berbunyi:

 
"Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!" (Amsal 31:31

Kehidupan Bersama dalam Keluarga Kristen

Filed under: by: GreenGrass

"Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya." (1 Tawarikh 17:27)

Pengertian Keluarga Kristen
Keluarga adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak. Inilah yang disebut dengan keluarga kecil atau keluarga inti. Keluarga pertama di dunia ini dibentuk oleh Allah sendiri yakni keluarga Adam Kejadian 1:27-29). Adam sebagai suami Hawa sekaligus ayah dari Kain dan Habel; Hawa sebagai istri Adam sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel; Kain dan Habel sebagai anak-anak dari Adam dan Hawa; Inilah keluarga ini pertama yang dibentuk oleh Allah

Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen itu sendiri. Kristen artinya menjadi pengikut Kristus, yang meneladani hidup dan ajaran-ajaran Kristus.

Pentingnya Keluarga
Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya Is There a Family in the House? memberi gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi, yaitu:
1.       Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat memberi energi, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Yesus Kristus.
2.       Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing. Di dalam keluarga landasan kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.
3.       Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan. Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita rasakan tetapi di dalam keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan.
4.       Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, laboratorium hidup bagi setiap anggota keluarga dan saling belajar hal yang baik.
5.        Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaiannya. Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi permasalahan hidup. Seringkali permasalahan muncul secara tidak terduga. Misalnya, hubungan suami istri, masalah yang dihadapi anak belasan tahun, dan masalah ekonomi. Namun, keluarga yang membiarkan Kristus memerintah sebagai Tuhan atas hidup mereka pasti dapat menyelesaikan semua permasalahan. 

Hubungan, Kebersamaan, dan Tanggung Jawab dalam Keluarga
Bagaimanakah bentuk hubungan dalam keluarga? Bagimanakah bentuk hubungan antara suami dan istri, orang tua dengan anak, dan anak dengan orang tua? Untuk mengetahui bentuk hubungan ini dapat dilihat dalam Efesus 5:22-23; 6:1-4; Kolose 3:18-21. Berdasarkan ayat-ayat tersebut bentuk hubungan dalam keluarga adalah sebagai berikut: 1) Suami mengasihi istri dan tidak boleh berlaku kasar pada istrinya; 2) Istri tunduk dan taat kepada suami dalam segala hal; 3) Orang tua mendidik anak-anak di dalam ajaran dan nasihat Tuhan, serta tidak membangkitkan amarah anak-anaknya; 4) Anak-anak menghormati dan menaati orang tuanya.

Keluarga adalah suatu lembaga atau unit yang paling kecil dalam masyarakat. Keluarga Kristen khususnya adalah miniatur dari keluarga gereja. Sebuah keluarga adalah suatu tim dalam persekutuan hidup bersama antara ayah, ibu, dan anak-anak. Persekutuan bersama dalam keluarga bersifat dinamis dan harus dijaga keharmonisannya. Untuk menjaga kebersamaan dalam keluarga maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


1)       Menyembah dan melayani Tuhan bersama-sama di gereja lokal;
2)       Berdoa bersama-sama atau mezbah keluarga;
3)       Mengatur keuangan bersama-sama;
4)        membuat dan menetapkan rencana untuk masa depan bersama-sama;
5)       Biasakan makan bersama-sama;
6)       Melaksanakan peran dan tanggung jawab masing-masing dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan hubungan diatas setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab masing-masing yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
1)       Tanggung jawab suami terhadap istri antara lain: mengasihi dan menyayangi istrinya; memelihara dan melindungi; menghargai dan menghormati; memimpin seluruh anggota keluarga.
2)       Tanggung jawab istri terhadap suami antara lain: Penolong, teman dan sahabat bagi suaminya; merawat dan mengatur seisi rumah; rendah hati untuk tunduk pada suami; dan memperhatikan kecantikan pribadi lebih dari kecantikan lahiriah.
3)       Tanggung Jawab orang tua terhadap anak-anaknya antara lain: merencanakan masa depan mereka; merawat dan memelihara mereka; mengasuh dan mencukupi kebutuhan mereka; mengasihi mereka; mengajar, mendidik, dan membimbing mereka; memberi teladan dan bersaksi bagi mereka.
4)       Tanggung jawab anak terhadap orang tua antara lain: membantu orang tua dalam memelihara seisi rumah; mengerjakan tugas-tugas yang diberikan orang tua; dan belajar dibawah bimbingan orang tua.
Keluarga Kristen Sebagai Teladan dalam Perbuatan Baik

Semua anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik. Kenapa setiap orang Kristen wajib berbuat baik? Karena Tuhan telah berbuat baik kepada kita terlebih dahulu. Dengan cara apa Tuhan berbuat baik kepada manusia?
1)       Karena Tuhan telah menciptakan alam semesta untuk dikelola manusia;
2)        Karena Tuhan telah mencipta dan memberi kehidupan kepada kita;
3)       Karena Tuhan telah menebus kita dari kuasa dosa;
4)       Karena Tuhan telah menyediakan kehidupan yang kekal untuk kita. Demikianlah perbuatan baik Tuhan yang Ia berikan kepada manusia. Hal inilah yang menyebabkan setiap anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik dan menjadi teladan dalam hal perbuatan baik ini.

Setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun adalah sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan yang telah berbuat baik kepada kita (Kolose 3:23). Perbuatan baik apapun yang kita lakukan bukanlah untuk mendapat pujian tau penghargaan, melainkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Sebagai contoh. Suami berbuat baik kepada istri dan anak-anaknya, istri berbuat baik kepada suami dan anak-anaknya, anak-ana erbuat baik kepada orang tua dan saudara-saudaranya dan setiap anggota keluarga Kristen berbuat baik kepada setiap orang. Tuhan Yesus berkata “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius 5:16)


Kebutuhan Keluarga Saat Ini
Memperhatikan penting dan strategisnya peranan keluarga, Paul Meier seorang psikiater Kristen Amerika mengusulkan lima aspek yang harus terus bertumbuh dalam kehidupan sebuah keluarga, yaitu:
1)       Kasih di antara suami istri dan di antara orang tua terhadap anak harus terus meningkat (1 Korintus 13:4-7). Apakah kasih itu? Menurut Meier, kasih mencakup komitmen, perhatian, perlindungan, pemeliharaan, pertanggungjawaban, dan kesetiaan. Kasih yang seharusnya berlanjut dalam relasi suami istri tidak lagi sebatas ketertarikan secara fisik. Kasih itu harus diungkapkan dalam perbuatan nyata, saling berkomunikasi dan berelasi. Kasih itu juga diaktualisasikan ketika menghadapi masalah, memikiul tugas dan tanggung jawab hidup. Ketiadaan kasih diantara orang tua dapat dirasakan oleh anak, akibat selanjutnya adalah menggangu pertumbuhan watak mereka.

2)       Harus ada disiplin yakni tegaknya keseimbangan hukuman dan pujian yang dinyatakan orang tua bagi anak mereka. Disiplin itu sendiri merupakan kebutuhan dasar anak pada masa pembentukannya. Disiplin tidaklah identik dengan hukuman saja. Disiplin sebenarnya berarti pemberitahuan, penjelasan, dan pelatihan dalam hal-hal kebajikan. Melalui disiplin anak dimampukan mengenali dan memilih serta mewujudkan pilihannya dalam kebaikan itu. Disiplin orang tua bagi anak-anaknya juga berkaitan dengan pembentukan iman anak melalui pengajaran, percakapan, komunikasi formal, dan non formal. Alkitab mengajarkan bahwa orang tualah yang paling bertanggung jawab mengajari anak-anaknya dalam iman dan moral secara berulang-ulang dengan berbagai cara kreatif supaya mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan (Baca: Ulangan 6:6-9; Matius 18:5-14).

3)       Pentingnya konsistensi yaitu aturan yang dianggap benar, terus menerus dinyatakan dan diterapkan orang tua. Aturan tersebut tidak boleh hanya penuh semangat diterapkan satu minggu atau beberapa hari saja kemudian tidak dilaksanakan lagi, melain terus menerus dan konsisten. Penetapan aturan yang harus diikuti anak semestinya mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan anak. Perlu dipahami bahwa cara anak menanggapi aturan berbeda-beda sesuai tingkat usia dan tahap perkembangan mereka.

4)       Mendesaknya keteladanan orang tua dihadapan anak-anak, termasuk dalam segi perkataan, sikap, penampilan dan perbuatan (Baca: Efesus 6:4; Kolose 3:20-21). Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa anak kecil belajar dengan melihat, mendengar, merasakan dan meniru. Selanjutnya mereka mengolah dalam pikirannya apa yang didengar dan dilihat, seiring dengan perkembangan kognitifnya. Jika anak mendapatkan contoh sikap dan perilaku yang buruk, ia memandang itu sebagai yang “benar” untuk diteladani. Yesus sendiri memang telah mengingatkan para orang tua supaya menjaga anggota tubuhnya sedemikian rupa agar tidak membawa anak-anak mereka bertumbuh dengan kekecewaan, lalu pada akhirnya jauh dari atau menolak kasih dan rahmat Tuhan (Matius 18:6-9).

5)       Peran suami sebagai kepala rumah tangga harus dilaksanakan. Ini merupakan ketetapan Allah bagi setiap keluarga di dunia. Supaya keluarga bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan, maka istri harus memberi kesempatan dan dukungan agar. Inilah perannya sebagai penolong yang sepadan bagi suaminya. Suami yang takut akan Tuhan dan menjadi pimpinan yang melayani di dalam keluarganya dinyatakan akan berbahagia; berkat Tuhan akan hadir dan nyata dalam kehidupan istri, anak-anak dan pekerjaannya. Inilah yang dilakukan oleh Yosua terhadap keluarganya. Ia mendemonstrasikan peran ini ketika berkata “… Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15b).

Peranan orang tua terutama, seorang suami untuk membawa seluruh keluarga beribadah kepada Tuhan berlaku dalam Perjanjian Lama dan tidak dibatalkan dalam Perjanjian Baru. Dari sekian banyak peranan suami dalam Alkitab, dua hal yang paling menonjol, yaitu:
1)       Peranan suami sebagai kepala rumah tangga. (Efesus 5:22-29). Sebagai kepala rumah tangga suami adalah pemimpin keluarga dan pengambil keputusan; pengayom bagi semua anggota keluarga; pelindung yang melindungi dan bertanggung jawab; mendidik, menegor dan menasihati. (Efesus 6:4); memberi contoh dan teladan yang baik bagi keluarga.

2)       Peranan suami sebagai imam. Sebagai imam Ia harus memimpin dan mengatur ibadah dalam keluarga; Berdoa setiap waktu kepada Allah bagi seluruh anggota keluarganya dan juga bagi dirinya sendiri.

 
Dengan kata lain, keluarga asal dianggap paling berperan dan berharga dengan berbagai dinamika dan kondisi apapun. Karena itu, dalam Mazmur 78:5 dituliskan, “Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka”. Tuhan memerintahkan agar para orangtua memperkenalkan kisah perbuatan-Nya yang ajaib dalam sejarah Israel dan hukum-hukum-Nya kepada anak-anak mereka. Hal ini bertujuan agar anak-anak hidup taat akan Tuhan dan menaruh harapan kepada-Nya. Orangtualah penanggung jawab utama pendidikan rohani bagi anak-anaknya. Tanggung jawab ini tidak dapat dialihkan kepada para guru disekolah maupun sekolah minggu karena waktu yang mereka miliki untuk bergaul dengan anak-anak di sekolah aupun di gereja jauh lebih sedikit dibandingkan dengan waktu yang dimiliki oleh orangtua.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa karakter, tata nilai, dan cara beriman kita muncul dan berkembang dari keluarga tempat dimana kita dibesarkan dan bertumbuh. Selain itu betapa pentingnya kehidupan keluarga yang baik, yang sesuai dengan prinsip Alkitab (2 Timotius 3:16-17). Syarat ini diperlukan untuk membentuk generasi yang berkarakter mulia sesuai dengan kehendak Allah

Janji Tuhan Bagi Masa Depan Manusia

Filed under: by: GreenGrass

“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” (Yehezkiel 36:26)

Matahari menyelinap dibalik bukit, sembunyikan kenangan hidup,
menyimpan lembaran usang, Masa lalu adalah sejarah, hari ini adalah goresan, hari esok adalah harapan. Seiring dengan perginya kenangan, menyambut harapan. Selamat tinggal kenangan, selamat datang harapan. 


Malam ini ‘kan berlalu, minggu ini ‘kan beranjak, bulan ini akan pergi, tahun ini ‘kan meninggalkan. Sejarah kehidupan, catatan suka dan duka, menyongsong tahun baru. Selamat Tahun Baru 01 Januari 2018.  Semoga selamat, sehat, sukses dan sejahtera selalu
Sebagaimana kedamain saat ini, dunia yang tak terjangkau mata, aku berendam di tenangnya telaga di tenangnya hatimu untuk sebuah kisah baru jauh dari keangkuhan, ambisi, obsesi,  kualirkan pada mata, kuhadiahkan seluruh kasih terindahku

“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” Matius 6:26.

Satu tahun telah kita lalui dan kini tahun yang baru telah tiba. Banyak hal yang telah kita lalui, entah itu baik maupun yang buruk sekalipun. Sebagian doa-doa kita mungkin telah dijawab dan sebagian lagi belum ada jawabannya. Masalah yang lalu telah dilalui, tetapi ada masalah lain yang terus berdatangan.

Memasuki tahun yang baru, janji Tuhan bagi umatNya tetap berlaku. Dia senantiasa memberikan rancangan damai sejahtera bagi umatNya yang setia mengasihi Dia. Dan ketika kita sungguh-sungguh berbalik dari jalan-jalan kita yang jahat, Dia memberikan hati yang baru dan roh yang baru dalam hidup kita. Dia akan memberikan kemampuan bagi kita agar kita dapat hidup taat seturut dengan FirmanNya.

Peran Perempuan Dalam Pernikahan

Filed under: by: GreenGrass

Keberhasilan sebuah pernikahan tidak akan pernah bisa dipisahkan dari peran seorang istri. Istri diibaratkan seperti leher bagi kepala suami. Kepala bisa berdiri karena ditopang oleh leher yang kuat. Dia menggambarkan bahwa seorang istri memiliki pengaruh yang sangat besar. Coba bayangkan apa yang akan terjadi dengan kepala kalau lehernya sakit? Apa jadinya kepala kalau leher tidak berfungsi? Kepala tidak bisa berbuat apa-apa, bukan? Saya sangat percaya bahwa istri memiliki peran signifikan bagi keberhasilan sebuah pernikahan.

" ..., suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri." (Amsal 31:11b, 23)

1.       Tunduk

Tunduk adalah kualitas utama yang harus ada dalam seorang istri. Seperti halnya dia tunduk kepada Kristus begitulah seharusnya ia tunduk kepada suami. Ini merupakan kualitas utama dan pertama. Jika istri tidak mau tunduk, dengan sendirinya sang suami tidak akan mampu menjalankan fungsinya.

"Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan ... Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu." (Efesus 5:22, 24)

"Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan." (Kolose 3:18)

"Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya... Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya." (1 Petrus 3:1, 5)

Jadi ketundukannya seperti kepada Kristus. Tunduk seperti inilah yang membawa kepada pertobatan bagi suaminya. 

2.       Dapat Dipercaya

Kebenaran firman Tuhan jelas mengatakan bahwa hati suaminya percaya kepada istrinya (Amsal 31:11a). Itu berarti sang istri dapat dipercaya untuk tetap menjaga kerahasiaan dan memegang perkataan.

"Demikian pula istri-istri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal." (1 Timotius 3:11)

"Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat." (Amsal 28:20)

Perempuan yang luar biasa adalah wanita yang mampu menjaga lidah. Inilah kualitas penting yang harus dikejar para wanita untuk menjadi istri yang cakap.
 
3.        Baik Hati

Ketiga yang penting bagi seorang wanita adalah baik hati, kecenderungan hatinya untuk selalu melakukan kebaikan kepada suaminya ataupun kepada orang lain. Dia tidak pelit, baik dalam keuangan maupun dalam menyediakan tenaga untuk membantu orang lain.

"Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya." (Amsal 31:12)

"Perempuan yang baik hati beroleh hormat." (Amsal 11:16a) "Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin." (Amsal 22:9) "Hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang." (Titus 2:5)
 
4.        Rajin

Dia dikenal sebagai wanita yang rajin mengatur rumah tangga dan dalam tanggung jawab lain (pekerjaan).

"Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap. Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya. Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya." (Amsal 31:13-22, 24, 27)

"Hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang." (Titus 2:5)

 
5.        Tertawa akan Hari Depan

Kualitas yang penting bagi seorang wanita adalah percaya bahwa Allahlah yang memegang masa depannya. Tidak khawatir akan hari depan! Berani memercayakan hidupnya kepada Allah untuk masa depannya. Bahkan menaruh hidupnya dalam tangan Tuhan karena hanya Dia yang tahu dan mengerti yang terbaik di dalam hidupnya (Yeremia 29:11).

Seorang wanita yang tidak mengalami terobosan dalam hal ini bisa menyebabkan rencana Allah gagal atas keluarganya; istri Lot adalah contohnya. Hidupnya terikat akan harta duniawi sehingga saat diperintahkan Tuhan untuk meninggalkan itu semua, hatinya tidak berpaut kepada rencana Allah, tetapi kepada harta yang dimilikinya. Saya begitu yakin akar dari semuanya itu adalah kekhawatiran akan hari depan. Apakah yang terjadi dengan hidupnya? Firman Tuhan mengatakan dengan jelas bahwa dia menjadi tiang garam (Kejadian 19:26) dan suaminya menurunkan keturunan yang akhirnya menjadi musuh bagi bangsa Israel, yaitu bangsa Amon dan Moab (Kejadian 19:36-38).
 
Inilah firman Tuhan tentang kualitas ke-5 yang harus dimiliki setiap Perempuan: "Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan." (Amsal 31:25)
 

6.        Lidahnya Lemah Lembut

Jujur saja, saya benci dengan wanita "ember" (bocor mulut atau suka meleter atau menggosip). Salah satu kualitas istri bagaikan permata adalah lidahnya lembut.
 
Saya begitu yakin lidah bisa lembut dikarenakan hatinya juga lembut. Firman Allah mengatakan bahwa apa yang dari hati meluap keluar melalui lidah dan perkataan kita. Tidaklah mungkin dari hati yang pahit keluar perkataan yang menguatkan, pasti kepahitanlah yang juga muncul. Tahukah Anda kisah kedua belas pengintai yang dikirim Musa untuk menyelidiki tanah Kanaan? Kesepuluh pengintai yang dikirim oleh Musa tidak diijinkan Allah untuk masuk Tanah Kanaan, bahkan mereka mati di padang belantara! Alkitab mengatakan bahwa mereka dilarang masuk karena menyampaikan kabar busuk kepada seluruh bangsa sehingga bangsa Israel memberontak kepada Allah (Bilangan 13:32-33).

 
Penulis Amsal menegaskan kualitas istri bagai permata melalui firman yang berbunyi: "Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya." (Amsal 31:26)

  

7.        Takut akan Tuhan

"Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan TUHAN dipuji-puji." (Amsal 31:30)
 

Kitab Pengkhotbah ditutup dengan "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban bagi setiap orang." Dua perintah itu merupakan dua kewajiban utama yang harus dipegang setiap orang percaya karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat. Hanya dua hal ini yang disarikan oleh raja Salomo yang mampu memberikan kepuasan total.

 
Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan, keadilan, dan kebenaran-Nya sebagai pasangan terhadap kasih dan pengampunan-Nya. Takut akan Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan kudus serta menghormati-Nya sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan, dan kuasa-Nya yang besar. Takut akan Tuhan yang benar akan menyebabkan orang percaya menaruh iman dan kepercayaan untuk beroleh selamat hanya kepada-Nya (Keluaran 14:31, Mazmur 85:10; 103:11; 115:11; 130:4). Akhirnya takut akan Tuhan meliputi kesadaran bahwa Dialah Allah yang marah terhadap dosa dan berkuasa untuk menghukum mereka yang melanggar hukum-hukum-Nya yang adil, baik dengan segera maupun dalam kekekalan (Mazmur 76:8-9, Ibrani 10:31).

 

Seorang perempuan harus belajar untuk takut akan Tuhan karena:

7.1   Kuasa-Nya yang besar selaku Pencipta segalanya dan semua bangsa (Mazmur 33:6-9; 96:4-5, Yunus 1:9).

7.2   Ia adalah Allah yang kudus (Wahyu 15:4). Oleh karena itu, kita harus memisahkan diri dan melawan dosa.

7.3   Berkat-berkat yang kita peroleh (Mazmur 130:4, 1 Samuel 12:24, Yeremia 5:24).

7.4   Allah adil sehingga Ia akan menghukum seluruh umat manusia (Ulangan 17:12-13, Yesaya 59:18-19, Maleakhi 3:5, lbrani 10:26- 31). 

Bekat-berkat dari hidup dan takut akan Tuhan antara lain:

7.4.1          Kita akan hidup taat kepada perintah-perintah-Nya (Ulangan 5:29; 6:2, 24; 8:6; 10:12; 13:4; 17:19; 31:12, Mazmur 112:1; 119:63).

7.4.2          Membenci dosa dan menjauhkan diri dari kejahatan (Amsal 3:7; 8:13; 16:6).

7.4.3          Memperoleh hikmat (Mazmur 111:10, Amsal 1:7, 9:10).

7.4.4          Mengajar anak-anak kita untuk membenci dosa (Ulangan 4:10; 6:1-2, 6-9).

7.4.5          Lanjut usia (Ulangan 6:2, Amsal 10:27).

7.4.6          Berhati-hati dan menahan diri dalam pembicaraan (Amsal 10:19, Pengkhotbah 5:2, 6-7).

7.4.7          Melindungi kita dari keruntuhan hati nurani dan daya tahan moral kita.

7.4.8          Hidup murni dan suci (Mazmur 19:10).

7.4.9          Menyembah Dia dengan segenap hati (Mazmur 22:24).

7.4.10      Memperoleh kekayaan, kehormatan, dan kehidupan (Amsal 22:4).

7.4.11      Hidup tenteram, perlindungan, dan sumber kehidupan (Amsal 14:26- 27).

7.4.12      Penyediaan kehidupan sehari-hari (Mazmur 34:10; 111:5).

7.4.13      Hidup bahagia (Pengkhotbah 8:12-13).
 

Dengan kesetiaan mengembangkan kualitas-kualitas inilah maka seorang perempuan akan mengalami kedahsyatan janji Tuhan yang berbunyi:
 

"Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!" (Amsal 31:31

Page 1 of 30:  12 3 4 Next Last
Grab this Widget ~ Blogger Accessories