Seorang guru perempuan yang masih muda dengan pandangan yang cenderung liberal mengajak anak-anak di kelasnya agar mereka menjadi atheis juga. Meski tidak benar-benar paham apa atheis itu, anak-anak itu ingin menjadi seperti guru mereka. Mereka mengangkat tangannya ke udara seperti petasan udara.Tetapi terdapat satu perkecualian. Seorang gadis
cantik, panggilannya Lusi tidak bergabung dengan kerumunan anak-anak yang lain. Guru itu menanyakan, mengapa memutuskan hal yang beda dari yang lain.
| Lusi : | “Karena, saya bukan atheis.” | |
| Guru : | “Agamamu apa?” | |
| Lusi : | “Saya Kristen.” | |
| Guru itu sedikit merasa gelisah sekarang. Mukanya berubah sedikit merah. Ia bertanya kepada Lusi, mengapa ia Kristen. | ||
| Lusi : | “Baiklah! Dari kecil saya dibesarkan, diperkenalkan dan mencintai Yesus. Ibuku seorang Kristen, Bapak Kristen, dengan demikian saya juga Kristen.” | |
| Guru : | (Guru itu menjadi marah) “Itu bukan alasan!” katanya dengan membentak. “Bagaimana seandainya ibumu seorang idiot dan bapakmu juga idiot. Akan menjadi apakah kamu kemudian?” | |
| Lusi : | (Lusi diam, tersenyum dan berkata) “Saya akan menjadi atheis!” |


0 comments: