Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: ”sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang”(Kis 10:34)
Manusia diciptakan oleh Allah sama dan menurut citra dan gambar Allah sendiri (kej 1:26) dan di dunia ini rupa dan bentuk manusia sama, hanya postur tubuh, rambut, kulit, biji bola mata yang berbeda.
Di Indonesia dari Sabang sampai Merauke di diami oleh penduduk Indonesia yang sama, hanya warna kulit dan rambut yang berbeda dan perbedaan ini menjadi kekhasan orang indonesia. Di Indonesia ini dihuni oleh berbagai macam suku bangsa, belum lagi dibelahan dunia lain.
Kita baru saja merayakan Natal, memperingati kelahiran Sang juruselamat 2009 tahun yang lalu dan masih dalam suasana damai dan kebahagiaan Natal, marilah kita menyampaikan, membagi kebaikan Allah kepada; keluarga, saudara, tetangga, rekan sejawat, atasan, bawahan dan sesama.
Allah menunjukkan kasih setiaNya kepada kita. Untuk menyatukan kembali hubungan kita dengan-Nya, Ia relakan anak-Nya tunggal untuk mati bagi kita.
Mengapa dijaman modern nan maju ini masih ada diantara kita yang mempersoalkan perbedaan?
Apakah artinya perbedaan dibandingkan dengan banyaknya persamaan diantara kita. Bukankah kita sama-sama membutuhkan sesuap nasi dan seteguk air segar demi memenuhi lapar dan dahaga? Kita juga sama-sama menangis dikala sedih, tertawa dikala gembira. Kita sama-sama gemetar sewaktu ketakutan melanda, serta tergelak ketika melihat dan mendengar yang lucu. Kita sama-sama berkeringat dibawah teriknya matahari dan menggigil ditelan dinginnya malam.
Tidakkah kita melihat begitu banyak persamaan diantara kita, sampai kita tidak mampu menghitungnya.
Lalu mengapa secuil perbedaan yang dipicu oleh; keinginan, hasrat dan nafsu menyangsikan semua kesamaan kita?
Mengapa kita seolah-olah mangais perbedaan dan menggoreskan garis pemisah, merancang bendera kami dan kau?
Tidak cukupkah satu persamaan diantara kita, memupuskan kegigihan untuk mempertahankan warna-warna itu?
Bukankah keindahan pelangi yang sangat menakjubkan itu terletak pada warna yang berbeda-beda.
Bukankah kita semua punya Kasih. Dan sumber KASIH itu adalah satu. Tuhan Yesus Kristus mengasihi semua orang, bukankah Allah menurunkan hujan sama bagi orang baik dan orang jahat, orang benar dan orang salah, orang kulit putih dan orang kulit hitam, orang rambut hitam dan orang rambut pirang, orang rambut lurus dan orang rambut keriting.
Manusia diciptakan oleh Allah sama dan menurut citra dan gambar Allah sendiri (kej 1:26) dan di dunia ini rupa dan bentuk manusia sama, hanya postur tubuh, rambut, kulit, biji bola mata yang berbeda.
Di Indonesia dari Sabang sampai Merauke di diami oleh penduduk Indonesia yang sama, hanya warna kulit dan rambut yang berbeda dan perbedaan ini menjadi kekhasan orang indonesia. Di Indonesia ini dihuni oleh berbagai macam suku bangsa, belum lagi dibelahan dunia lain.
Kita baru saja merayakan Natal, memperingati kelahiran Sang juruselamat 2009 tahun yang lalu dan masih dalam suasana damai dan kebahagiaan Natal, marilah kita menyampaikan, membagi kebaikan Allah kepada; keluarga, saudara, tetangga, rekan sejawat, atasan, bawahan dan sesama.
Allah menunjukkan kasih setiaNya kepada kita. Untuk menyatukan kembali hubungan kita dengan-Nya, Ia relakan anak-Nya tunggal untuk mati bagi kita.
Mengapa dijaman modern nan maju ini masih ada diantara kita yang mempersoalkan perbedaan?
Apakah artinya perbedaan dibandingkan dengan banyaknya persamaan diantara kita. Bukankah kita sama-sama membutuhkan sesuap nasi dan seteguk air segar demi memenuhi lapar dan dahaga? Kita juga sama-sama menangis dikala sedih, tertawa dikala gembira. Kita sama-sama gemetar sewaktu ketakutan melanda, serta tergelak ketika melihat dan mendengar yang lucu. Kita sama-sama berkeringat dibawah teriknya matahari dan menggigil ditelan dinginnya malam.
Tidakkah kita melihat begitu banyak persamaan diantara kita, sampai kita tidak mampu menghitungnya.
Lalu mengapa secuil perbedaan yang dipicu oleh; keinginan, hasrat dan nafsu menyangsikan semua kesamaan kita?
Mengapa kita seolah-olah mangais perbedaan dan menggoreskan garis pemisah, merancang bendera kami dan kau?
Tidak cukupkah satu persamaan diantara kita, memupuskan kegigihan untuk mempertahankan warna-warna itu?
Bukankah keindahan pelangi yang sangat menakjubkan itu terletak pada warna yang berbeda-beda.
Bukankah kita semua punya Kasih. Dan sumber KASIH itu adalah satu. Tuhan Yesus Kristus mengasihi semua orang, bukankah Allah menurunkan hujan sama bagi orang baik dan orang jahat, orang benar dan orang salah, orang kulit putih dan orang kulit hitam, orang rambut hitam dan orang rambut pirang, orang rambut lurus dan orang rambut keriting.
0 comments: