Lebih Bijak Terhadap Media (Face Book)

Filed under: by: GreenGrass

"Siapa melakukan zinah tidak berakal budi, orang yang berbuat demikian merusak diri." (Amsal 6:32)


Mengapa Perselingkuhan Wanita Lebih "Berbahaya"

Jika ada yang menyebut kata "selingkuh", biasanya yang pertama terlintas di pikiran kita adalah seorang playboy atau sesosok pria yang sering menyakiti hati wanita. Selingkuh seolah-olah identik dengan perilaku dan kebiasaan lelaki. Padahal kenyataannya tak begitu. Baru-baru ini Manchester Metropolitan University di Inggris melakukan penelitian tentang perilaku berselingkuh pada wanita dan pria. Hasilnya, 20 persen pria mengaku pernah berselingkuh dari pasangannya.

Bagaimana dengan wanita? Ternyata angkanya tak jauh berbeda. Sebanyak 16 persen wanita di Inggris mengaku pernah tak setia. Tapi sebetulnya pria perlu lebih berhati-hati menjaga agar pasangannya tak berselingkuh. Penelitian lainnya tentang perselingkuhan membuktikan bahwa perselingkuhan wanita ternyata lebih "berbahaya" dibandingkan perselingkuhan pria. Bagaimana bisa?
Wanita berselingkuh jika hubungannya bermasalah

Sebagian besar pria berselingkuh karena tak dapat menahan nafsu. Bisa saja hubungannya dengan istri/kekasihnya sebetulnya tak bermasalah. Ia hanya semata tergoda oleh wanita lain atau dihadapkan pada kesempatan untuk berselingkuh yang tak dapat ia tolak. Menurut Ruth Houston, penulis buku "Is He Cheating On You", hanya 20 persen wanita yang berselingkuh karena nafsu. Sedangkan pada pria, angkanya mencapai 80 persen
Wanita justru sebaliknya. Jika hubungannya asmaranya baik-baik saja, ia biasanya tak akan berselingkuh. Alasan utama wanita berselingkuh adalah karena ia sebetulnya tak bahagia dengan hubungannya. Alasannya bisa karena kesepian, seks yang tak memuaskan, atau kebutuhan emosi yang tak terpenuhi. Intinya ada sesuatu yang tak bisa dipenuhi oleh suami atau pasangannya itu.

Menurut Helen Fisher, PhD, antropolog biologi dan penulis buku "Why We Love", 66 persen wanita yang berselingkuh mengaku tak bahagia dalam pernikahannya. Sedangkan pada pria, angkanya hanya 44 persen.
Wanita terikat secara emosi pada selingkuhannya

Karena wanita berselingkuh dengan alasan emosional (bahasa kerennya "main hati"), biasanya akan lebih sulit pula bagi wanita untuk mengakhiri perselingkuhan tersebut. Tak jarang wanita merasa jatuh cinta pada pria idaman lain tersebut, bahkan mencintainya lebih dari pasangannya sendiri. Ikatan emosional antara wanita dengan selingkuhannya juga lebih kuat dibandingkan pria dengan selingkuhannya. Sebuah penelitian membuktikan bahwa perselingkuhan yang dimulai atau diawali oleh sang wanita biasanya bertahan tiga kali lebih lama dibanding perselingkuhan yang dimulai oleh laki-laki.

Wanita berselingkuh dengan lebih "serius"

Pria mungkin bisa dengan mudah dan tanpa pikir panjang memutuskan untuk selingkuh. Tak demikian halnya dengan wanita. Wanita selalu memikirkan baik-baik apa risikonya jika ia berselingkuh. Jika hubungan terlarang itu dia anggap hanya buang-buang waktu, atau risikonya tak sepadan dengan kesenangannya, ia tak akan melanjutkan. Pria dapat berselingkuh berkali-kali dengan banyak wanita karena baginya itu tak berarti apa-apa, tapi bagi wanita, jika ia memutuskan untuk selingkuh artinya pria idaman lain itu istimewa.
Wanita lebih jago menyembunyikan perselingkuhan

Wanita seringkali mengetahui saat pasangannya berselingkuh, tapi tidak sebaliknya. Selain pria tak memiliki insting mendeteksi kebohongan seperti wanita, kaum wanita juga lebih piawai menyembunyikan hubungan terlarangnya. Wanita sudah terlatih untuk berbohong sejak kecil demi menjaga perasaan orang lain. Hal yang sama tak terjadi pada pria, sehingga pria biasanya merasa lebih gugup saat berbohong

Facebook (FB) Media Memudahkan Terjadinya Perselingkuhan

Jejaring sosial Facebook kian menunjukkan adanya perubahan sikap sosial masyarakat dalam berinteraksi terhadap sesama. Lewat Facebook, sejumlah aktivitas sosial, termasuk mencari pasangan, kini jadi tren yang unik.

Keistimewaan Facebook dalam memudahkan sosialiasi, menampilkan foto, hingga menyajikan berbagai informasi tentang diri membuat jejaring sosial ini dicintai oleh orang-orang yang ingin eksis dan suka tampil narsis.

Berbagai kelebihan Facebook (FB) itu ternyata membawa konsekuensi pada cara orang menarik perhatian lawan jenisnya. Malahan, karena tidak perlu bertatap muka secara langsung, FB kini menjadi tempat yang nyaman untuk saling menarik perhatian lawan jenis.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh majalah pria Mens Health di Amerika, terungkap fakta-fakta mengejutkan seputar pengaruh jejaring sosial itu pada pola hubungan. Survei dilakukan terhadap 1.377 pria dan 1.540 wanita.

Sekitar 70 persen responden menjawab, mereka memakai Facebook untuk menggoda orang lain. Akibatnya, sebanyak 59 persen pengguna Facebook, mayoritas wanita, mengakui mereka merasa cemburu dengan interaksi pasangannya di Facebook, terutama interaksi dengan lawan jenis.

Dalam survei itu juga terungkap beberapa modus terjadinya perselingkuhan, seperti diawali saling mengirim komentar pada foto atau status, kemudian berlanjut dengan mengobrol (chatting), membuat janji pertemuan, dan sebagainya.

Mungkin karena ingin menggaet pasangan, sekitar 24 persen responden menjawab mereka tidak menyatakan dengan jujur status hubungan mereka. Kebanyakan menjawab masih lajang (single). Bahkan, sebanyak 27 persen tidak menyebutkan status hubungan mereka.

Dikutip dari Mens Health, sekitar 29 persen responden mengakui foto yang mereka tunjukkan atau ungkapan pikiran di dinding (wall) laman FB mereka memicu pertengkaran dengan pasangannya. Oleh karena itu, 11 persen responden menjawab mereka membuat batasan khusus sehingga pasangan mereka tidak bisa melihat berbagai aktivitas yang dilakukan (menulis status, komentar, atau mengunggah foto).

Bila pada awalnya FB ditujukan untuk mempertemukan penggunanya dengan teman-teman lama atau teman yang pernah dikenal secara fisik, kini FB lebih banyak dipakai untuk mencari kenalan. Sekitar 23 persen responden menyatakan mereka mengirimkan permintaan pertemanan pada orang-orang yang mereka anggap menarik.

Upaya menarik minat lawan jenis juga dilakukan dengan pemasangan foto yang menarik. Sekitar 11 persen responden wanita mengaku mereka sengaja memasang foto yang provokatif untuk menarik perhatian pria.

Kemudahan akses informasi pada jejaring sosial ciptaan Mark Zuckerberg ini juga membuat 85 persen responden sering tergoda untuk melihat laman FB milik mantan kekasih. Sebanyak 17 persen responden menjawab, setidaknya seminggu sekali mereka mengecek laman FB mantannya.

Sekitar 32 persen responden wanita secara blak-blakan mengakui mereka mencoba berhubungan kembali dengan mantannya melalui FB dan 16 persen dari mereka sebenarnya sudah berstatus sedang menjalin hubungan dengan orang lain.

Bagaimana dengan responden pria? Tak jauh berbeda. Sebanyak 36 persen dari mereka juga mencoba kembali dengan mantannya, dan 1 dari 5 pria ini sudah berpasangan dengan orang lain.

Kalau kita rendah hati dan takut akan Tuhan, tidak ada selingkuh. Namun kalau sampai kita telah jatuh ke dalam dosa selingkuh, dosa perzinahan, dan kita ingin bereskan kembali, bangun kembali rumah tangga kita ini kuncinya, rendah hati untuk mau menerima perubahan, menerima peran yang baru, mengalami keterbatasan, rendah hati mengakui kesalahan dan minta maaf, dan terus-menerus takut akan Tuhan. Ini panduan kita karena kita tahu Tuhan mengawasi kita, jangan lagi berbuat dosa.

Pada masa badai perselingkuhan menerpa, kita mengeluarkan segenap energi untuk bertahan. Apa yang terjadi setelah badai selingkuh berlalu kadang mengejutkan. Kita malah saling mencakar dan relasi antara suami-istri justru memburuk. Mengapa?

1. Pada masa badai selingkuh menerpa, kita bersatu padu melawan satu sasaran yang sama, yakni si pengganggu itu. Setelah ancaman itu lenyap, kita kembali melihat ketidakcocokan yang telah membuka pintu perselingkuhan itu.

2. Pada masa bertahan, target kita adalah menyelamatkan pernikahan. Semua perasaan luka dan terabaikan serta kebutuhan kita kesampingkan. Setelah badai selingkuh lewat, kita barulah menyadari luka yang ditimbulkan dan kebutuhan yang tak terpenuhi. Perasaan marah yang tadinya kita kesampingkan sekarang terangkat ke permukaan dan mulai kita ekspresikan kepada pasangan.
3. Badai selingkuh acap kali mengobrak-abrik struktur rumah tangga. Jika sebelumnya kita berada di bawah kekuasaannya, mungkin sekali sekarang kita berdiri sejajar dengannya. Atau kebalikannya. Mungkin dia dulu yang berada di bawah kendali kita, sekarang ia berada di atas kita. Perubahan ini menuntut penyesuaian peran, hak, dan tanggung jawab.
Apa yang harus kita lakukan?
1. Pelaku selingkuh harus menyadari bahwa kesembuhan emosional tidak terjadi dengan segera dan memerlukan waktu yang panjang. Izinkan pasangan untuk marah dan mewujudkan lukanya.

2. Ketidakcocokan tidak pudar dengan berakhirnya perselingkuhan; inilah masanya membereskan masalah, dan bukan menutupinya. Mintalah bantuan seorang konselor untuk menolong menyelesaikannya.

3. Perubahan memang mencemaskan namun sering kali perubahan adalah untuk kebaikan bersama. Jadi, jangan kaku dan menolak perubahan.

Firman Tuhan "Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan." (Amsal 22:4)

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories