Kasih Ibu Tak Berujung

Filed under: by: GreenGrass

“Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah”. (1 Timotius 5:4 )

Suatu kali, seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.
Ongkos upah membantu ibu:
1) Membantu pergi ke warung : Rp20.000
2) Menjaga adik : Rp20.000
3) Membuang sampah : Rp5.000
4) Membereskan tempat tidur : Rp10.000
5) menyiram bunga : Rp15.000
6) Menyapu halaman : Rp15.000
Jumlah : Rp85.000
Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.
1) Ongkos mengandungmu selama 9 bulan - GRATIS
2) Ongkos berjaga malam karena menjagamu pada waktu sakit - GRATIS
3) Ongkos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) Ongkos khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) Ongkos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
6) Ongkos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah keseluruhan nilai kasihku - GRATIS
Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, “Saya Sayang Ibu”. Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: “Telah Dibayar” .
Seorang ibu yang mengasihi Tuhan, semestinya akan terlihat dari cara mereka mengasihi anak-anak mereka. Oleh karena itu, hai para ibu, jangan mengaku mengasihi Tuhan apabila engkau tidak mengasihi anak-anakmu.
I Raja-Raja 3:16-28 memperlihatkan kepada kita bagaimanakah teladan dari seorang ibu yang mengasihi anaknya dengan sungguh-sungguh.
1.Seorang Ibu yang mengasihi Tuhan, akan mengasihi anak-anaknya dengan:

a.       Mengenal dengan pasti anak-anaknya (I Raja-raja 3:21).
Tetapi para ibu yang baik selalu bisa menghafal sifat dan ciri-ciri fisik anaknya.
Ibu yang baik juga selalu mampu mengenali perasaan anaknya. Dia tahu apakah anaknya sedang bersemangat, sedang sedih, kuatir, ketakutan, atau kelaparan. Jikalau seorang anak bayi menangis, sementara sang ayah datang ke bayi tersebut dan sedang berpikir “apa yang salah?”, sang ibu biasanya sudah tahu karena apa anaknya menangis “karena lapar atau karena buang air besar.” Itulah ciri pertama seorang ibu yang mengasihi anaknya dengan sungguh-sungguh. Mengenal anaknya dengan pasti.
b.      Begitu perduli, bahkan rela berkorban apapun untuk hal terbaik bagi anaknya (I Raja-raja 3:26).
Secara kejiwaan, untuk seorang ibu merelakan anaknya berpisah dari dirinya adalah sebuah tindakan yang sangat sulit dan melukai dirinya sendiri.
 Seorang ibu yang mengasihi anaknya dengan sungguh-sungguh akan melakukan apapun, berkorban apapun, untuk mendapatkan hal terbaik yang ia bisa raih untuk anaknya. Ia begitu perduli dengan anaknya.
2. Seorang anak yang mengasihi Tuhan, akan mengasihi ibunya (orangtuanya) dengan sungguh-sungguh. Kepada anak-anak
Hal ini seringkali terjadi kalau kita mau mengakuinya dengan jujur. Sementara ibu kita mengasihi kita tanpa syarat dan tuntutan; kita, sang anak, malah seringkali terlalu menuntut dengan ibu kita. Kasih kita seringkali menjadi bersyarat.
Maka, sama juga, seorang anak yang mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, akan terlihat dari cara mereka mengasihi orangtua mereka. Oleh karena itu, hai para anak, jangan mengaku mengasihi Tuhan, jika engkau tidak mengasihi orangtuamu, ayah dan ibumu, dengan nyata.
Efesus 6:1-3, mengajarkan kepada kita dua alasan yang tidak terelakkan mengapa kita sebagai anak harus menunjukkan kasih kita kepada orang tua dengan sikap ketaatan dan hormat:
a. Karena haruslah demikian: mengingat kasih sayang, pengorbanan, dan jasa-jasa mereka.
Membahas tentang kasih sayang dan pengorbanan orang tua tidak akan ada habis-habisnya. Lagi
pula, rasanya kita semua mengalaminya. Jikalau ditanya, seberapa banyak kita berutang kepada orang tua kita??? Jika dihitung secara nilai uang. Jika biaya makan satu anak untuk satu hari adalah 20 ribu, maka untuk selama 20 tahun saja, orangtua kita menghabiskan 144 juta rupiah. Ini hanya untuk makan, belum biaya dokter dan obat kalau kita sakit, uang sekolah kita, pakaian kita, dan masih banyak lainnya. Luar biasa tidak? Jika dihitung secara nilai total, kita berhutang apa kepada ibu kita? Dalam arti sederhana, berhutang nyawa kita. Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dalam setahun. Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu

Sejujur-jujurnya, dari begitu banyak alasan kita seringkali tidak mentaati orang tua kita, alasan (motif) utamanya sebenarnya adalah karena keegoisan kita. Kita maunya ini, mama tidak bisa ngerti, ya pokoknya saya maunya ini. Orangtua perintahkan kita sesuatu, kita sedang malas, kita menolak perintahnya. Kesabaran orang tua kita memang luar biasa kalau dipikir-pikir.
Firman Tuhan berkata, “haruslah demikian”… Mentaati orangtua adalah bukti kasih sayang kita kepada orang tua yang wajar. Karena mereka telah mengasihi kita dengan luar biasa. Alangkah baiknya apabila kita juga sadar akan segala kasih sayang orangtua kita selama ini, yang akan membuat kita mentaati orang tua kita — secara wajar. Karena “memang haruslah demikian”.
b. Karena ini merupakan perintah Tuhan yang penting Perintah menghormati orang tua sangat penting terlihat dari sampai dimasukkannya perintah ini sebagai salah satu dari 10 perintah Allah. 10 perintah Allah bisa dibilang adalah rangkuman dari Alkitab setebal ini. Setiap anak-anak orang ibrani semenjak kecil, telah diajar untuk menghafal kesepuluh perintah Allah ini. Artinya, dari sejak kecil anak-anak orang ibrani telah diajar bahwa mentaati dan menghormati orangtua adalah perintah Tuhan.
Tetapi, alasan utamanya mengapa perintah ini penting adalah karena Tuhan selalu menginginkan agar kita mendapatkan segala berkat terbaik. Firman Tuhan menjanjikan bahwa anak-anak yang mentaati dan menghormati orangtua akan berbahagia dan panjang umur.
Jika ini merupakan sebuah perintah yang penting dan memberikan berkat yang luar biasa bagi kita karena menghormati dan menaati orang tua, mengapa kita tidak mau melakukannya???
Lalu, bagaimana kalau orangtua saya bukanlah orang tua yang benar-benar baik??? Kalaupun orang tua kita bukanlah orang tua yang baik seperti yang seharusnya, hal ini juga tidak membuat kita menjadi diperbolehkan untuk tidak mentaati dan menghormatinya. Mentaati dan menghormati orang tua adalah perintah Tuhan yang harus kita jalankan dalam segala kondisi. Ini adalah PERINTAH Tuhan yang harus dilakukan. Kecuali, saat orang tua kita memerintahkan kita untuk berbuat dosa dan meninggalkan Tuhan.
Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga.
 “Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua”. (Amsal 23:22) 
Dalam peringatan hari ibu 22 Desember 2013, biarlah firman Tuhan mengingatkan orangtua untuk mengasihi anaknya dengan sungguh-sungguh melalui tindakan nyata tanpa rasa tidak perduli, tanpa rasa egois; dan juga mengingatkan anak-anak untuk mengasihi orangtuanya dengan sungguh-sungguh melalui tindakan nyata ketaatan dan menghormati orang tua.

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories