Perintah Untuk Mendengarkan Yesus

Filed under: by: GreenGrass


“..Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”(Mrk 9:7)

Petrus, Yohanes, dan Yakobus sangat gembira, senang bahkan merasa sangat sejuk dan menyegarkan sampai-sampai tercetus ucapan: “alangkah bahagianya kami berada di tempat ini, baiklah kita mendirikan tiga kemah di sini”(Mrk 9:5) Tentu saja maksudnya supaya rasa sejuk dan nyaman dapat diperpanjang, disisi lain berkecamuk juga rasa takut, rasa gamang di hati mereka, karena suasana di sekitar mereka begitu asing, tetapi mereka mengalami sesuatu yang tidak terlupakan seumur hidup mereka.

Suatu pewahyuan/suatu pengungkapan sepotong rahasia tentang guru mereka, Yesus bukan orang sembarang, bukan guru sembarang, “Inilah anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”(Mrk 9:7) suara dibalik awan itu adalah suara Allah, suara Bapa di surga.

Kalau dipkir ucapan-ucapan Yesus yang sukar dipahami, perkataan-Nya mengenai penderitaan, kematian dan kebangkitan sulit dicerna. Pada umumnya orang mau mengikuti orang lain entah itu guru/majikan tentu mengharapkan hidup enak, hidup senang, hidup bahagia, tetapi disini ajakan untuk mengikuti Yesus harus menyangkal diri, dan memikul salib, harus rela menderita, ditolak, dihina, dicemooh, bahkan rela kehilangan nyawa.

Bahkan ada semacam ancaman kalau di dunia ini malu dan tidak mau mengakui Dia, juga di pengadilan akhir kelak, Ia juga tidak mau menerima mereka dalam kemuliaan dan kebahagiaan-Nya.

Maka di tengah-tengah kebingungan, kegalauan, ketakutan, diperlukan dorongan semangat, suatu anjuran, suatu perintah “Dengarkanlah Dia”

Siapakah Dia yang perlu didengarkan dan memiliki otoritas, kewibawaan yang begitu hebat dan tinggi? “Inilah anak yang Kukasihi” inilah spenggal jawabannya tentang Dia yang harus didengarkan. Perintah ini ditujukan kepada kita semua untuk mendengarkan ajaran-Nya dan berusaha memahami serta melaksanakannya dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak hanya ajaran yang menyenangkan, enak, tetapi juga tuntutan-tuntutan Yesus yang berat dan terkadang bertentangan dengan kecenderungan duniawi dan hati manusiawi.

Dalam perjalanan iman kita ucapan dengarkanlah Dia perlu terus menerus diresapi dan dihayati. Marilah kita belajar berusaha untuk mendengar, bukan untuk didengar. “yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya”(Luk 11:28)

Kehidupan memberi umpan balik, atas semua ucapan dan tindakan kita, kehidupan kita adalah sebuah pantulan/bayangan atas tindakan kita. Ingatlah hidup bukan sebuah kebetulan, tapi sebuah bayangan diri kita, bila kita ingin mendapatkan lebih banyak cinta di dunia ini, maka ciptakan cinta di dalam hati kita terlebih dahulu.

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories