SALIB KRISTUS ADALAH SUMBER SEGALA RAHMAT, SUMBER SEGALA KASIH KARUNIA

Filed under: by: GreenGrass

Pemahaman kita, yang diterangi oleh Roh Kebenaran, hendaknya menerima dengan kemurnian dan kebebasan hati, kemuliaan salib sementara salib bersinar di surga dan di bumi. Pemahaman kita hendaknya melihat dengan penglihatan batin, makna kata-kata Tuhan ketika Ia bersabda mengenai sengsara-Nya yang akan segera datang: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.” Sesudahnya, Ia mengatakan: “Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Ku-katakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Ketika terdengar suara Bapa datang dari surga, mengatakan: “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi”, Yesus menanggapinya bagi orang banyak yang ada di sekeliling-Nya: “Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.”

Betapa mengagumkan kuasa salib; betapa menakjubkan melampaui segala perkataan kemuliaan sengsara: inilah kursi penghakiman Tuhan, penghukuman dunia, keagungan Kristus yang disalibkan.

Tuhan, Engkau menarik semua orang kepada-Mu agar sembah sujud segenap umat manusia di manapun dapat merayakan, dalam suatu sakramen yang sempurna dan kelihatan, apa yang dilaksanakan dalam satu bait di Yudea di bawah pertanda yang samar.

Sekarang ada tatanan kaum Lewi yang lebih agung, martabat yang lebih tinggi bagi jabatan tua-tua, pengurapan yang lebih sakral bagi imamat, sebab salib-Mu adalah sumber segala rahmat, sumber segala kasih karunia. Melalui salib, kaum beriman menerima kekuatan atas kelemahan, kemuliaan atas kecemaran, kehidupan atas kematian.

Tiada lagi macam-macam kurban hewan; satu persembahan tubuh dan darah-Mu adalah kegenapan dari segala macam-macam persembahan kurban, sebab Engkau adalah Anak Domba Allah yang sejati: Engkau menghapus dosa-dosa dunia. Dalam Diri-Mu Engkau mendatangkan kesempurnaan pada segala misteri, sehingga sebagaimana ada satu kurban sebagai ganti segala macam persembahan kurban lainnya, juga ada satu kerajaan yang dihimpun dari segenap ragam manusia.

Jadi, saudara-saudara terkasih, marilah kita mengakui apa yang oleh St Paulus, guru bangsa-bangsa, diakui dengan begitu penuh sukacita: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: 'Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa.'”

Belas kasih Allah mati, bukan bagi orang-orang benar ataupun orang-orang kudus, melainkan bagi orang-orang jahat dan orang-orang berdosa dan, meski kodrat ilahi tak dapat disentuh oleh sengat maut, Ia mengenakan pada Diri-Nya, melalui kelahiran-Nya sebagai salah seorang dari kita, sesuatu yang dapat Ia persembahkan atas nama kita.

Kuasa kematian-Nya sekali berhadapan dengan kematian kita. Dalam kata-kata Nabi Hosea: Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? Dengan mati, Yesus tunduk pada hukum-hukum maut; dengan bangkit kembali Ia menaklukkannya. Ia mengenyahkan sifat abadi maut untuk menjadikan maut suatu masalah waktu, bukan keabadian. Sebagaimana semua orang mati dalam Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan dalam Kristus.

Dalam suatu dialog antar agama di Samarinda, seorang non-Kristen bertanya, “Pastor, mengapa di setiap ruangan dalam rumah sakit Katolik, bahkan di kamar pasien sekalipun, selalu dipasang salib? Mengingat para pasien yang datang bukan hanya dari kalangan Katolik saja dapatkah salib-salib itu dipindahkan?”

Pastor menjawab, “Maaf, hal itu tidak bisa ditawar. Salib adalah identitas kami. Salib dipasang karena kami percaya bahwa Yesus menyelamatkan semua orang, termasuk orang bukan Katolik. Yesus mengasihi semua orang, Anda tidak harus menjadi Katolik untuk memohon kepada-Nya. Jika ada yang merasa terancam dengan dipasangnya salib dalam kamar pasien, kami tidak pernah memaksa siapa pun untuk berobat ke rumah sakit Katolik.”

(Sumber: P Martin M. Anggut, SVD)

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories