Di jagat raya ini terdapat sebuah planet biru berkilauan indah, itulah bumi tempat kita semua berpijak dan bernaung. Tangan-tangan Sang Maha Pencipta telah membentuk planet ini begitu cantik, tertimbang seimbang di gugusan bintang-bintang, dan terukur tepat di derap gerak sang waktu. Kehidupan tumbuh dan gugur silih berganti semenjak lima puluh miliyar tahun kelahiran matahari, sebuah evolusi yang panjang rapi dan berhati-hati.
Planet elok dan jagat raya yang agung, semua itu hanya demi kehidupan manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya, yang diturunkan dua juta tahun yang lalu di bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan lima miliyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi. Perjalanan manakah yang kau kan tempuh, wahai manusia?
Kita dapat melakukan perjalanan yang akbar ke angkasa menembus gelapnya alam raya, menyentuh tepiannya yang tak terbatas. Atau perjalanan agung ke dalam diri sendiri menerobos gelapnya sang AKU, menyentuh cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta
Perjalanan manapun yang kita pilih, kita semestinya disadarakan bahwa tiada segala sesuatu ini tercipta tanpa rahmat dan cinta kasih yang berlimpah ruah. Karena itu sesama kaki yang berpijak di bumi, sesama kepala yang menjulang ke langit, tiada benang pengikat yang pantas ditambatkan selain hidup saling memberi, saling menerima dan saling mencintai.
Kata-kata yang terucap tanpa perhitungan mungkin akan menyulut perselisihan, perkataan yang kejam akan menghancurkan kehidupan sebuah kata yang tak tepat akan mungkin menambah beban batin seseorang, dan sebuah kata yang penuh cinta kasih akan dapat menyembuhkan dan memberikan berkah.
Cinta dimulai dengan sebuah senyum, kemudian tumbuh dengan sebuah kecupan dan berakhir dengan air mata.
Planet elok dan jagat raya yang agung, semua itu hanya demi kehidupan manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya, yang diturunkan dua juta tahun yang lalu di bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan lima miliyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi. Perjalanan manakah yang kau kan tempuh, wahai manusia?
Kita dapat melakukan perjalanan yang akbar ke angkasa menembus gelapnya alam raya, menyentuh tepiannya yang tak terbatas. Atau perjalanan agung ke dalam diri sendiri menerobos gelapnya sang AKU, menyentuh cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta
Perjalanan manapun yang kita pilih, kita semestinya disadarakan bahwa tiada segala sesuatu ini tercipta tanpa rahmat dan cinta kasih yang berlimpah ruah. Karena itu sesama kaki yang berpijak di bumi, sesama kepala yang menjulang ke langit, tiada benang pengikat yang pantas ditambatkan selain hidup saling memberi, saling menerima dan saling mencintai.
Kata-kata yang terucap tanpa perhitungan mungkin akan menyulut perselisihan, perkataan yang kejam akan menghancurkan kehidupan sebuah kata yang tak tepat akan mungkin menambah beban batin seseorang, dan sebuah kata yang penuh cinta kasih akan dapat menyembuhkan dan memberikan berkah.
Cinta dimulai dengan sebuah senyum, kemudian tumbuh dengan sebuah kecupan dan berakhir dengan air mata.
0 comments: