Persiapan Masa Adven Menuju Manusia Yang Baru

Filed under: by: GreenGrass

“Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya” (Yoh 1:11)

Adven tahun ini adalah pengulangan dari Adven tahun lalu. Tak ada yang baru, karangan Adven masih seperti yang dulu sebuah lingkaran dengan empat lilin, dimana tiga lilin berwarna ungu yang melambangkan pertobatan dan satu lilin yang berwarna merah muda melambangkan sukacita. Agar Masa ini sungguh bermakna bagi kehidupan dan perutusan kita masing-masing, mari kita merenungkan beberapa hal:

Pertama: Pemulihan Tuhan "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3 :16) Pemulihan Tuhan adalah karunia, memang bukan karya manusia, tetapi karya Allah. Apa yang mustahil manusia lakukan karena dibatasi dosa dan kelemahan, tidak mustahil di mata Tuhan. Kasih setia dan Kemahakuasaan-Nya akan memastikan pemulihan itu terjadi. Siapkah kita merespon positif dan proaktif kedatangan Sang Emanuael dalam kehidupan kita? Mari bangun hidup kita sepadan dengan tuntutan-Nya yang kudus (Za 8:1-13)
Kedua: Mengaku Dosa, baiklah kita sadar bahwa kita sejak lahir berdosa. Artinya: memiliki kemampuan dan kemauan melakukan yang jahat, bisa salah atau keliru, dan berbakat melakukan yang tidak baik, dan bertendensi menyimpang dari yang benar. Dari dalam diri sendiri dan tanpa dipengaruhi orang lain kita dapat melakukan yang tidak benar dan tidak baik. Dosa atau keinginan dan kekuatan melakukan yang jahat itu melekat dalam diri kita.
Ketiga: Bertobat, pertobatan membutuhkan enerji dan kekuatan yang sangat besar. Mengapa? Sebab untuk bertobat kita harus melawan diri kita sendiri, keinginan dan kekuatan yang jahat yang melekat dalam diri kita sendiri. Selanjutnya: melawan tendensi dan bakat. Ibarat membawa kendaraan di jalan mendaki, mencabut lalang di halaman. Namun Tuhan tak mengijinkan kita menyerah. Hidup ini memang sulit, sering membuat kita tdak kuat dan tidak mampu, membuat kita kecewa dan putus asa, sehingga marah, benci, bosan dating silih berganti, tapi ingat raja Yotam. Yotam menjadi kuat karena ia mengarahkan hidupnya kepada Tuhan Allahnya (2 Taw 27:6) Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan (2 Taw 27:2a)

Keempat: Sukacita, Pertobatan kita bukanlah pertobatan yang dipaksa, namun pertobatan yang ikhlas. Pertobatan kita juga bukanlah syarat yang diwajibkan Tuhan untuk menerima berkatNya, tetapi jawaban tulus kita kepada Dia yang menerima dan memberkati kita justru tanpa syarat apapun. Sebab itulah pertobatan kita melahirkan sukacita yang sangat dalam. Namun, hal yang bisa kita sadari ialah bahwa ketika kita bisa bersukacita senantiasa, tetap berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal, hidup kita jadi penuh dengan damai sejahtera dari Allah. Dan ketika damai sejahtera menguasai hidup kita, di situ tak ada cela yang bisa diserang oleh musuh kita Iblis. “Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu.” (Rom 16:20)

Masa ini mengajak kita untuk membaharui kembali pengharapan kita. Yaitu pengharapan kepada Tuhan yang akan datang segera menolong dan membebaskan kita. Pengharapan itu melahirkan sukacita sebab kita tahu Tuhan yang menjadi gantungan harapan itu setia. (Roma 12:12). Pengharapan itulah yang meneguhkan hati kita di tengah-tengah realitas kehidupan yang penuh kekerasan, persaingan mematikan, ambisi tidak terkendali, manipulasi dan egoisme. Pada akhirnya pengharapan itu juga yang memberi kita kekuatan dan kegembiraan untuk tetap hidup sebagai manusia, yang taat kepada Allah dan mengasihi sesama.

Dan hendaklah kamu berpaut kepada Tuhan Allah kita, dengan sepenuh hati dan dengan hidup menurut segala ketetapan-Nya dan dengan tetap mengikuti segala perintah-Nya sepeti pada hari ini (bdk1 Raj 8:61) Maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan membangun bagimu suatu keluarga yang teguh (bdk 1 Raj 11:38)

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories