“...belas kasihan akan menang atas penghakiman”. (Yakobus 2: 13b)
Ada yang tak pernah absen datang ke bait Allah untuk berdoa. Begitu di hadapan Allah, dia mengucap syukur karena dia tak jatuh ke dalam dosa-dosa. Dia juga orang saleh yang berpuasa seminggu 2 kali, dan begitu setia memberi persepuluhan dari segala penghasilannya. Dia berdiri dengan tak merasa malu di hadapan Allah.
Sementara, ada juga seorang pemungut cukai yang datang ke bait Allah. Begitu malunya dia di hadapan Allah, sehingga dia bahkan berdiri jauh-jauh dari mezbah. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan kepada Allah, sebab dia tahu dia seorang berdosa. Dia memukuli dadanya meratapi nasibnya dimana terpaksa hidup sebagai pemungut cukai. “Kasihanilah aku, ya Allah, orang berdosa ini!”
Yesus berkata bahwa pemungut cukai itulah yang dibenarkan oleh Allah (Luk 18:10-14). Itu bukan berarti Allah merestui dosa-dosa, tetapi Allah mau manusia datang ke hadapan-Nya dengan jiwa yang hancur, dengan hati yang patah dan remuk, sebab sesungguhnya tak ada seorang pun di kolong langit yang dapat dibenarkan oleh perbuatannya. Malahan jika ada manusia yang membanggakan perbuatannya yang benar di hadapan Allah, itu adalah kejijikan bagi Allah.
Yesus pun berkata; “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan. ” (Mat 12:7) .
Biarlah kita memandang setiap jiwa dengan mata dan hati yang sama dengan Allah dan Tuhan Yesus , dan biarlah belas kasih selalu menang atas penghakiman. Karena kemenangan belas kasih, kita bisa ada
0 comments: