Hubungan Orangtua dan Pembrontakan Anak

Filed under: by: GreenGrass

“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” (Keluar 20:12).

Tentu kita menyambut Firman Tuhan ini, dengan Ya dan Amin.

Coba kita menyimak apa yang terjadi dalam kehidupan ini.

Tak sedikit anak-anak kurang ajar terhadap orangtua, menjadi pemberontak dan tidak patuh terhadapt orangtua. Kalau sudah begini tak sedikit pula orangtua yang main hakim sendiri, memukul anak nya, menghukum anaknya dikamar mandi. Tidak diberi kebebasan dalam menentukan sikap, mengekang. Dan berubah menjadi orangtua yang otoriter tanpa tahu sebab-akibatnya.

Coba perhatikan ayat ini :

“Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya...” (Maleakhi.4:6).

Kitab Maleakhi ini dibuat sekita tahun 430-420 SM. Ayat ini memberi gambaran bahwa keadaan orangtua yang mengabaikan tanggungjawabnya terhadap anak-anak, berlaku otoriter, dan jahat terhadap anak-anaknya, sementara anak-anak hidup dalam kepahitan terhadap orangtua.

Masalah hubungan orangtua – anak sudah terjadi semenjak dulu kala.

Apakah zaman sekarang semakin parah ?

Setidaknya janji Tuhan didalamnya tergenapi bahwa Tuhan akan memulihkan keluarga yang retak. Orangtua bertobat dan anakpun mengampuni orangtuanya. Begitupun sebaliknya anak-anak menghormati orangtua, patuh dan orangtua menyayangi dgn perhatian serta tanggungjawab penuh.

Saudara, semestinya kita hidup dalam Kasih Tuhan yang saling menghormati dan menyayangi.

Kadangkala orangtua juga berlebihan dalam mendidik anak, bersikap otoriter, merasa paling benar dan tahu segalanya, sementara orangtua sendiri sibuk dengan urusan kerja, bisnis dan arisan, kumpul-kumpul sana sini ujung-ujungnya ngomongin orang lain.

Bahkan orangtua selalu mengingatkan anak-anaknya dalam Keluaran 20:12 tadi, tanpa memikirkan sikapnya sendiri yang kurang pantas memperlakukan anak-anaknya.

Ditambah lagi dengan dogma kuno bahwa orangtua adalah Tuhan terhadap anak-anaknya. Jelas ini akan menambah ‘besar kepala’ orangtua dan semakin Egois.

Selama anak masih bayi dan masa pertumbuhan mungkinlah bisa dikatakan Tuhan terhadap anak-anaknya karena peran orangtua sangat dibutuhkan, namun kenyataannya juga tidak sedikit sang Ibu membuang anak-anaknya dan membunuh anaknya alasan ekonomi. Kalau sudah begini masih berlakukah dogma kuno orangtua sebagai Tuhan bagi ana-anaknya ?

Memang Ya, Tanpa orangtua (yang baik), kita tidak bisa jadi sekarang ini. Dan menghormati orangtua akan diberkati.

Namun apa yang terjadi ketika anak-anak mulai remaja ? Tentulah dibutuhkan perhatian dan menanamkan rasa percaya diri anak yang terus-menerus, agar anak semakin bertumbuh dewasa dalam sikap, kepribadian yang baik dan tetap sopan santun.

Tak sedikit orangtua melupakan tanggungjawabnya, kurang memperhatikan kepentingan anak dan kurang mengenal perubahan-perubahan akan sifat anak seiring dengan kebutuhannya yang semakin dewasa.

Pokoknya beri makan cukup, duit jajan mengalir terus (memanjakan dgn uang), dibeli-kan motor, mungkin mobil dsb. Memanjakan anak tanpa Filter. Ketika anaknya protes akan sikap orangtuanya yang merasa kurang adil, orangtua pun tidak segan-segan memukul, tangan melayang kewajah, dan bersikap kasar.

Akibatnya apa ? tak sedikit anak pulang kerumah membawa oleh-oleh beragam masalah. Dan lekat dengan gelar ‘anak broken home’. Dan tak sedikit yang mengalami gangguan jiwa, traumatis akibat kekasaran orangtua, ditambah lagi Ayah dan Ibu nya yang sering ribut dirumah. Tidak ada lagi istilah rumah tempat berteduh dan surga bagi jiwa.

Orangtua, jangan salahkan anak mu jika anak-anak mu menjadi kurang hormat dengan mu, memangnya Tuhan hanya peduli dengan Orangtua dan tidak peduli dengan anak-anak, sehingga dengan keras dan timpang memberlakukan Keluaran 20:12, hormatilah orangtua mu dan hormati titik.

Apa kata Injil Matius, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 19:19)

Tuhan mengajak kita menghormati orangtua, namun kasihilah sesamu manusia, artinya termasuk juga anak-anak.
Mesti juga menghormati anak-anak.

Dengan cara apa orangtua menghormati anak-anaknya ? setidaknya dengan kasih-sayang, perhatian , didikan yang baik dan benar, Mengakui juga kesalahan orangtua tanpa gengsi dan menjadi teman bagi anak-anak (best is the best Friend).

Selanjutnya,

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--
ini adalah suatu perintah yang penting,
seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6:1-4)

Firman Tuhan ini jelas, mengatakan bahwa Tuhan mengasihi keduabelah pihak, baik orangtua maupun anak. Dipihak anak, mesti menghormati orangtua, patuh, rajin belajar dan berbakti terhadap orangtua.
Namun orangtua juga mesti menghargai dan menuntun hak atas anak-anaknya untuk menentukan sikap, menentukan pilihannya sendiri.

Hai bapa-bapa (orangtua), janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya (Kolose 3:21).

Orangtua semestinya jangan menyalahgunakan ayat keluaran 20:12 semena-mena, tanpa peduli dengan ayat kolose 3:21 ini. Karena kedua ayat ini kesinambungan. Saling menghormati sesuai bagiannya masing-masing.


Sumber: Elisabeth Paseru

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories