Pergaulan Yang Benar Menurut Pandangan Kristiani

Filed under: by: GreenGrass

Sindonews.com Banyaknya kasus kekerasan yang melibatkan remaja belakangan ini membuat miris semua pihak. Kondisi ini ditengarai karena hilangnya hati nurani dan norma kehidupan.   Sosiolog dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), Raphy Uli Tobing mengatakan, pemicu mudahnya anak melakukan kekerasan karena hati nurani tidak dipakai dan hilangnya norma kehidupan.  "Mereka menggunakan kekuatan sebagai penentu siapa yang berkuasa, dan itu bukan panutan yang baik," kata Raphy saat dihubungi, Sabtu (15/3/2014).

Lebih mengkhawatirkan lagi, terangnya, remaja sudah tidak takut akan sanksi hukum karena hukum bisa dibeli. Ini didapat berdasarkan pengalaman yang dilihat disekitar mereka.  Mantan Rektor UKI ini menambahkan, Indonesia merupakan negara materialisme yang semua ditentukan dengan uang. Sementara saat ini perkembangan jaman juga lebih mementingkan kepuasan semu.  "Sekarang orang hanya mencari kepuasan sementara, tanpa memikirkan nilai kemanusiaan, hati nurani dan moral," katanya.  Sayangnya, remaja Indonesia sekarang hidup dalam jaman yang seperti itu.  Kondisi ini diperparah dengan sistem pendidikan yang amburadul dan buruknya ahlak oknum guru terhadap siswanya.

"Guru memberikan pembelajaran hanya dengan ucapan saja tanpa ada perbuatan yang baik dan bisa dicontoh," imbuhnya. Sebelumnya diberitakan, mahasiswi Universitas Bunda Mulia tewas ditangan mantan kekasihnya karena alasan cemburu.  Kasus serupa juga terjadi di Cilandak, Jakarta Selatan, seorang ABG tewas ditangan mantan kekasihnya karena wanita yang dicintainya menjalin kasih dengan pemuda lain.
Salah satu ketakutan orangtua yang terbesar adalah dampak pergaulan bagi anak-anak mereka. Dan orangtua beralasan memiliki ketakutan seperti ini karena kita melihat begitu banyak contoh, anak-anak yang terpengaruh oleh pergaulan yang buruk dan akhirnya mengikuti contoh buruk itu.
Jadi sebaiknya kita mempunyai suatu kejelasan tentang apa yang harus kita lakukan sebagai orangtua dengan anak-anak kita. Salah satu masalah yang sering kali muncul sebetulnya adalah ada sebagian orangtua yang terlalu keras, terlalu mengekang anak dan sebaliknya ada orangtua yang terlalu membiarkan anak. Baik orangtua yang terlalu mengekang maupun yang terlalu membiarkan.  Keduanya tidak sehat dan mesti mempunyai suatu kejelasan di tengah, apa yang harus kita lakukan sebagai orangtua sehingga anak-anak kita bisa bertumbuh sehat, tidak kehilangan kesempatan bergaul, karena pergaulan satu bagian yang penting dalam pergaulan anak remaja tapi sekaligus menjaga anak remaja kita sehingga akhirnya tidak terseret dalam pergaulan yang buruk.
Si anak mulai mempertanyakan nilai-nilai yang dianutnya karena dia melihat kenyataannya tidak selalu sama, realitasnya berbeda dari apa yang dianut atau diyakininya. Atau dia juga memang bertemu dengan begitu banyak pengalaman-pengalaman yang baru yang tidak dicakup, tidak dibahas di dalam keyakinannya atau di dalam nilai-nilai iman kristianinya
Amsal 22:6, ini adalah firman Tuhan untuk para orangtua "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya un ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."
Tugas orangtua adalah mendidik, tapi kenalilah cara mendidik yang pas untuk anak-anak kita. Dan, bukan hanya didik dengan pertimbangan atau hikmat pribadinya, didiklah menurut firman Tuhan sehingga anak sampai tua tidak akan menyimpang dari jalan itu.
Masa remaja adalah masa yang penting dalam kehidupan karena di masa inilah kita menjembatani masa kanak-kanak dan masa dewasa. Di samping itu, masa remaja adalah masa yang penting karena masa ini juga merupakan masa:
Pengujian, di mana nilai-nilai yang tadinya dianut tanpa tanya dan ragu sekarang dipertanyakan kebenarannya dan mengalami ujian dalam hidup yang riil. Misalnya, mengapakah tidak boleh berbohong, mengapa tidak boleh berhubungan seksual sebelum nikah, mengapa tidak boleh berpacaran dengan yang tidak seiman.
Pembangunan, di mana kepingan-kepingan pengetahuan tentang dirinya mulai disatukan untuk membentuk sebuah diri yang utuh. Apa yang disukainya dan tidak disukainya, apa yang menjadi perasaannya atau bukan, semua dirajut menjadi satu gambar diri.
Perluasan, di mana remaja mulai membagikan dirinya dengan lebih banyak orang dan menerima lebih banyak pula dari lingkungan di sekitarnya. Sesungguhnya berapa luasnya diri seseorang bergantung pada seberapa luas pergaulannya. Nah, di dalam konteks inilah kita menempatkan pergaulan remaja.
Prinsip-prinsip etika pergaulan remaja
1.        Hak dan kewajiban: Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tapi juga jangan sampai meninggalkan kewajiban kita sebagai makhluk sosial.
2.        Tertib dan disiplin: Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktivitas. Disiplin waktu biar nggak keteteran.
3.        Kesopanan: Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru dimanapaun dan kapanpun.
4.        Kesederhanaan: Bersikaplah sederhana .
5.        Kejujuran: Jujur akan membawa kita ke dalam kebenaran. Bersikap jujurlah walau itu pahit.
6.        Keadilan: Senantiasa bersikap adil dalam bergaul. Tidak membeda-bedakan teman.
7.        Cinta Kasih: Saling mencintai dan menyayangi teman kita agar terhindar dari permusuhan.
8.        Suasana & tempat pergaulan kita

Memahami Etika dalam Pergaulan
Dari pembahasan di atas kami menyimpulkan:
1.   Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
2.   Cara yang baik bersikap dalam pergaulan adalah bagaimana seseorang tersebut mengutamakan perilaku yang sopan santun saat berhubungannya dengan setiap orang.
3.   Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor umur, pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan sebagainya.
4.   Dampak positif dari pergaulan adalah Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani.
5.   Dampak negatif dari pergaulan adalah tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
Berbagai masalah tentang masalah pergaulan remaja pada masa ini, terutama di negara kita Indonesia, yang dikenal dengan baik budaya ketimuran kita yang terkenal mengerti akan sopan santun juga marak terjadi.
Faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja
Sebagai makhluk sosial, individu di tuntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada remaja, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhinya antara lain :
1.      Kondisi fisik
2.      Kebebasan Emosional
3.      Interaksi sosial.
4.      Pengetahuan terhadap kemampuan diri
5.      Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama
 Orang bijak berkata teman yang baik adalah teman yang selalu mengajak ke jalan yang baik dan mencegah ke jalan yang tidak baik. Ini juga salah satu prinsip pergaulan yang sehat. Dengan saling memberikan nasehat, kita secara tidak langsung, menjalin hubungan yang lebih sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk akhirat kelak. 
Tatkala kita membahas tentang pergaulan remaja, ada beberapa pertanyaan yang biasanya kita ajukan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Apakah remaja boleh bergaul dengan siapa saja? Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah, tidak. Remaja tidak bebas bergaul dengan siapa saja sama seperti kita pun tidak bebas dan tidak boleh bergaul dengan siapa saja. Ada orang-orang tertentu yang seharusnya masuk dalam daftar orang yang akan kita jauhi, misalnya
(a)    teman yang memanfaatkan kita,
(b)   teman yang berupaya menjerumuskan kita ke dalam perbuatan yang melanggar hukum manusia atau hukum Allah, atau
(c)    teman yang tidak membangun malah kerap melecehkan kita. Tugas orangtua adalah menolong remaja memiliki sistem kriteria yang tepat sehingga ia dapat memilah teman dengan benar.
Apakah remaja boleh bergaul dengan teman yang tidak seiman? Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah, boleh. Jika teman itu tidak masuk dalam daftar teman yang harus dijauhi, kendati berbeda iman kepercayaan, seyogianya remaja diizinkan menjalin pertemanan dengannya. Ada banyak kesamaan di antara kita sebagai sesama insan ciptaan Allah dan di atas landasan kesamaan ini kita dapat menjalin relasi yang kuat. Kita dapat saling mengisi dan memperkaya kehidupan kita masing-masing di samping menjadi saksi bagi Kristus. Namun, dalam hal berpacaran dengan yang tidak seiman, batasnya adalah tidak boleh karena Tuhan menghendaki kita menikah hanya dengan yang seiman (1 Korintus 7:39).
Seberapa dekatnya remaja boleh menjalin relasi dengan lawan jenisnya? Remaja boleh menjalin relasi yang dekat dengan lawan jenis namun sebaiknya remaja tidak menjalin relasi romantis yang eksklusif sampai ia menginjak usia pemuda. Ada begitu banyak kekayaan yang hanya dapat diperoleh dari perkawanan kelompok dan akan langsung hilang bila kita mengikatkan diri ke dalam relasi eksklusif. Inilah saatnya remaja mengenal lawan jenis dalam lingkup yang aman yakni bebas ikatan.
Apakah remaja boleh bebas menentukan tempat dan aktivitas yang ingin dilakukannya? Jawabannya adalah, tidak. Ada tempat dan aktivitas yang tidak seharusnya dikunjungi atau dilakukan oleh remaja. Misalnya, jangan mengunjungi tempat pelacuran, jangan menonton film porno, jangan memulai kebiasaan buruk yang mencandu seperti merokok atau menenggak minuman keras, bersumpah serapah, berjudi dsb.
Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi oleh faktor biologis(faktor fisik), kognitif(kecerdasan intelektual), psikologis(faktor mental), maupun faktor lingkungan. Dalam kesehariannya,remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja lain. remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat/ keluhan dari orang lain, memberi / menerima umpan balik, memberi/ menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain-lain.
Prinsip dasar pergaulan yang sehat
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitive (menutup diri) atau terlalu bebas. Semestinya  lebih di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.
1.      Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan
dan merasa paling benar. Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia lain. Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita tidak menjadi manusia paling egois
2.      Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak
Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan. Saya yakin anda tidak suka di rugikan demikian sebaliknya orang lain juga tidak suka kita rugikan. Dari itulah salah satu dasar pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis mutualisme. Jangan sampai kita berpikir untuk merugikan orang lain
3.      Saling menghormati dan menghargai
Satu kata yang selalu saya ingat jika kita ingin di harga dan di hormati orang lain, maka kita harus lebih dulu bisa menghargai dan menghormati orang lain. Mengahargai dan menghormati orang lain ini bisa di lakukan dengan banyak hal seperti menghargai dan menghormati pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah orang lain, menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan menghormati cara berpikir orang lain dan sebagainya.
4.      Tidak berprasangka buruk
Agama menapun jelas melarang seseorang untuk berprasangka buruk kepada orang lain. Karena prasangka buruk hanya akan mendatangkan masalah dan permusuhan antara kita dengan orang lain.
5.      Saling memahami perbedaan
Manusia di lahirkan dengan berbagai macam perbedaan, baik itu dari segi fisik, psikologis, ras, suku, budaya dan lain-lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan tersendiri, karena hal inilah kita harus memahami perbedaan tersebut.
6.      Saling memberikan nasihat
Masalah pergaulan remaja juga dapat dijadikan sarana titik kebangkitan para remaja dengan cara melakukan kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain, seperti mewakili sekolah masing-masing dalam perlombaan, melakukan penanaman hijau, dan lain sebagainya. Dengan kegiatan tersebut, maka dapat membantu remaja dalam menyiapkan masa depannya.
Maka, sebagai kesimpulan khusus berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data ialah :
1. Lingkungan pergaulan dapat mengubah kepribadian para remaja.
2. Remaja dengan lingkungan pergaulan yang baik lebih baik kepribadiannya daripada anak dengan lingkungan pergaulan yang jelek.
3. Peran orang tua, teman, guru, dan masyarakat sangatlah dibutuhkan bagi remaja dalam bentuk contoh dan nasihat untuk menghadapi masalah pergaulan remaja.
4. Timbulnya rasa peduli terhadap lingkungan dan pergaulan remaja, setelah melakukan perbuatan yang baik dan berguna.
Oleh karena itu, para ‘remaja’ harus berhati hati agar kita tidak terjebak dan tidak mudah terpengaruh pergaulan jaman sekarang yang bersifat negatif
Nasihat Firman Tuhan: Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu. Amsal 22:6

2 comments:

On November 6, 2015 at 2:57 PM , Unknown said...

maaf saya mau nanya ini referensinya dari buku apa ya mba. saya butuh referensi nya untuk tugas saya. terimakasih

 
On April 14, 2020 at 7:01 PM , Anri lumban gaol said...

trimah kasih

 
Grab this Widget ~ Blogger Accessories