“Bekerjalah selama hari masih siang, karena Allah Bapa juga terus bekerja”,(Yoh 9:4)
“Apapun tugas dan pekerjaan kita, kita harus melakukannya dengan baik, karena orang yang sudah mati dan orang yang belum lahir tidak bias melakukannya sama baik dengan kita yang masih hidup”. (FD Roosevelt)
Sebelumnya kita perlu membedakan antara budak dengan pembantu atau buruh. Budak, jiwa dan raganya milik majikannya, sehingga apapun yang dimiliki budak ini, menjadi milik majikannya. Dia tidak bisa bebas melakukan apapun, kecuali atas izin si majikan. Seratus persen berbeda dengan pembantu. Hubungan seorang pembantu dengan majikan, tidak ubahnya seperti pekerja yang sedang melakukan tugas untuk orang lain, dengan gaji sebagaimana yang disepakati. Sehingga seharusnya, beban tugas yang diberikan dibatasi waktu dan kuantitas tugas. Lebih dari batas itu, bukan kewajiban pembantu atau buruh.
Tanggal 01 May adalah hari buruh yang oleh pemerintah ditetapkan sebagai Hari Buruh Nasional. Saya menjadi buruh sudah 18 tahun dan sudah mendapat penghargaan Pin Emas dari perusahaan tempat saya bekerja pada masa kerja 16 tahun, tahun 2012 yang lalu. Selama 18 tahun bekerja saya belum pernah mendapat surat peringatan (SP) karena bagi saya bekerja harus berorientasi pada pelayanan pada sesama (atasan dan rekan sejawat) dan pengabdian kepada Tuhan sehingga pekerjaan merupakan sebuah ibadah. Dan kalau pekerjaan itu adalah ibadah maka kita melakukannya dengan ketulusan dan keiklasan. Atas dasar itu saya berusaha menjadi buruh yang baik.
"berkuasa" (Kej. 39: 4, 5). Karena difitnah, Yusuf bahkan turun lebih rendah lagi. Ia menjadi narapidana. Namun kali ini pun, Tuhan tetap menyertai Yusuf, sehingga ia kembali menjadi bukan narapidana biasa,
tetapi narapidana yang "berkuasa"
Mungkin kita sedang berada di lingkungan pekerjaan yang bukan pilihan Anda, jangan bekerja sekadarnya. Jangan menjadi; pegawai biasa, guru biasa, dokter biasa, buruh biasa, ibu rumah tangga biasa, pedagang biasa, nelayan biasa, penyanyi biasa, penari biasa, pelawak biasa, wartawan biasa, dll biasa. Percayalah, dunia bisa saja tidak adil terhadap Anda, tetapi Tuhan selalu adil. Kunci keberhasilan kita ada pada Tuhan, bukan pada dunia. Tanggung jawab kita, bukan menuntut ini dan itu, tetapi berjalan bersama Tuhan dan bekerja sebaik-baiknya. Tuhan akan memampukan kita memberi yang terbaik di tengah kondisi yang tak ideal sekalipun.
Etos Kerja Orang Kristiani
Orang-orang yang telah dilahir-barukan dalam Kristus sesungguhnya telah memiliki hidup yang baru. Hidup baru itu bukan hanya harus nyata dalam ibadah di gedung gereja, tetapi mesti nyata juga dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat bekerja. Status, profesi, situasi dan kondisi tidak boleh menjadi penghalang bagi orang-orang percaya untuk memancarkan hidup baru.
Orang-orang Kristen diingatkan untuk menyatakan hidup baru dengan etos kerja yang baik. Etos kerja orang-orang Kristen dinyatakan dengan:
1. Disiplin dan integritas, yaitu bekerja dengan setia bukan hanya di hadapan atasannya untuk mencari muka tetapi dengan tulus hati karena takut akan Tuhan (Kol. 3:22).
2. Kreatif dan innovatif, yaitu melakukan pekerjaan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol. 3:23)
3. Proaktif dan produktif, karena ada upah dari Tuhan selain upah dari manusia (Kol. 3:24).
4. Hati yang takut akan Tuhan, sehingga tidak melakukan apa yang salah di hadapan-Nya (Kol. 3:25).
Orang-orang Kristen hendaklah bekerja dengan etos kerja yang baik. Dalam bekerja harus dipegang suatu prinsip: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol 3:23).
Hidup Untuk Kerja
Hidup memang harus bekerja, namun hidup bukanlah untuk pekerjaan saja. Artinya, kita juga harus pandai dan bijak mengatur waktu untuk anak dan keluarga. Jangan pernah beranggapan bahwa keluarga akan berterima kasih karena kita telah memberikan banyak kecukupan dalam materi dan finansial. Justru saat mereka terbiasa hidup tanpa kedekatan dengan kita, itu adalah hal yang akan berdampak buruk bagi perjalanan sebuah keluarga.
Sekarang saatnya mengganti cara pandang kita terhadap pekerjaan dan keluarga. Pekerjaan memang penting karena menyangkut kebutuhan keluarga. Tetapi jangan sampai kebahagiaan keluarga yang tentunya adalah satu tujuan kita bekerja justru dikorbankan demi pekerjaan itu sendiri. Aturlah waktu untuk mengajak keluarga berlibur atau minimal tiap hari luangkan waktu untuk berbincang soal aktivitas yang dilalui sehari ini. Jadilah orang yang tidak hanya disukai dan berprestasi di tempat kerja, tetapi juga di keluarga. Ingat, kehadiran Anda di tengah keluarga menentukan seberapa besar respon keluarga pada Anda. Tempatkan posisi Anda di tengah keluarga, seperti Allah telah menempatkan Anda di sebuah keluarga yang menunggu perhatian dan kasih sayang Anda.
Pekerjaan Bagi Orang Kristen Mendatangkan Sukacita
Anak-anak Allah akan bekerja dengan sukacita, dengan sungguh-sungguh memberi talenta terbaik dari apa yang Tuhan berikan kepadanya, dan akan berperan dalam berbagai bidang kehidupan, bertanggungjawab terhadap peran yang diberikan sehingga mereka menjadi saksi dalam hidup kesehariannya, menjadi citra Allah yang dapat disaksikan oleh dunia. Mereka akan dipersatukan dari berbagai keahlian, pengetahuan dan kemampuan. Saling bekerja sama dan bertolong-tolongan untuk menciptakan dunia yang lebih baik yang Tuhan berikan kepada manusai itu untuk dikuasai dan ditaklukkan. Dan bagi Tuhanlah segala pujian dan hormat dan kemuliaan.
Pekerjaan Sebagai Sarana Melayani
"Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." 2 Tesalonika 3:10
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa pekerjaan hanyalah sebagai kewajiban rutin belaka yang harus kita kerjakan setiap hari di kantor, pabrik, atau toko demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tak jarang dari kita yang menjadikan pekerjaan itu sebagai beban, sehingga ketika kita mendapat kesibukan dengan intensitas yang sangat tinggi kita menjadi mudah marah, mengeluh, menggerutu, mengomel atau jengkel kepada teman kerja. Kita pun bekerja dengan setengah hati. Tidak ada pimpinan atau bos sering kita anggap sebagai kesempatan untuk berleha-leha. Lalu kita pun mulai kehilangan semangat dalam bekerja (malas) dan akhirnya bekerja secara asal-asalan.
Hal ini akan berbeda bila kita menganggap bahwa pekerjaan itu sebagai anugerah dari Tuhan, di mana kita akan bekerja dengan tulus ikhlas, rela melayani dan tidak hitung-hitungan. Apa pun bentuk tugas dan tanggung jawab yang diberikan, kita akan mengerjakannya dengan penuh ucapan syukur. Tidak ada keluh kesah apalagi umpatan karena ketidakpuasan terhadap pimpinan atau rekan kerja, karena kita menyadari bahwa melalui pekerjaan Tuhan memberkati dan memelihara hidup kita. Dengan bekerja kita mendapatkan upah, bahkan tidak hanya itu, Tuhan juga memberkati kita dengan jabatan, tunjangan dan fasilitas lainnya. Itulah sebabnya Rasul Paulus menegur keras orang Kristen yang tidak mau bekerja, bermalas-malasan saja dan lebih suka mengharapkan uluran tangan dari orang lain padahal usia mereka masih produktif.
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah." (Kolose 3:23-24). Kita harus sadar bahwa melalui pekerjaan juga segala talenta atau bakat yang ada pada kita semakin dipertajam oleh Tuhan.
Berilah Apresiasi Yang Tinggi Pada Hasil Kerja
Mengapa orang kadang menjadi tidak rajin bekerja? Karena hasil kerja tidak mendapat imbalan yang wajar, tidak dihargai secara manusiawi, prestasi kerja tidak mendapatkan apresiasi yang tinggi. Maka para pemilik pekerjaan/pengusaha perlu diingatkan, “Hai tuan-tuan berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah kamu juga mempunyai tuan di sorga”,(Kol 4:1)
Bekerjalah Dengan Semangat Yang Tinggi
Kita tidak bisa membiarkan sikap kerja yang baik ini menjadi sirna bagai ditelan badai. Kita perlu menatanya kembali, yaitu dengan membangun sikap yang rajin, datang tepat waktu (displin) efesien, mau belajar, mau berubah, dan memiliki kejujuran. Maka kita perlu diingatkan, “hai hamba-hamba taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya dihadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan”,(Kol 3:22)
Jadi di mana pun saat ini Saudara ditempatkan Tuhan untuk bekerja, bekerjalah dengan sepenuh hati, jangan curang dan lakukan yang terbaik, maka Tuhan akan memberkati kita melalui pekerjaan kita itu!
Sumber: Dari berbagai sumber
0 comments: