Memilih Pemimpin Menurut Perspektif Alkitab

Filed under: by: GreenGrass

Hiruk-pikuk di kalangan para tim sukses (timses) pemenangan pemilu presiden yang dalam hitungan minggu ini sangat terasa suhu perpolitikan di tanah air mulai memanas. Black Campagin/kampanye hitam yang menyudutkan salah satu pasangan. Kita sebagai umat Allah harus tahu benar bagaimana memilih pemimpin yang benar? Sehingga tidak ada  penyesalan di kemudian hari. Bila kita salah memasak nasi, kita menunggu sampai sore hari kemudian kita bias memasak nasi yang benar.
 Bila kita salah memilih baju, kita harus menunggu sebulan sampai pada waktu kita gajian baru kita membeli baju yang sesuai keinginan kita. Bila kita salah memotong model rambut, kita harus menunggu dua bulan sampai rambut kembali panjang untuk kemudian dipotong sesuai model yang kita inginkan. Bila kita salah memilih pemimpin, maka kita harus menunggu lima tahun bahkan sepuluh tahun kemudian ketika pemimipin tersebut habis masa pilih-nya/priode pilih-nya. Namun yang akan panjang adalah apabila pemimpin salah dalam mengambil kebijakan/kebijakan yang merugikan rakyat/kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Maka kita diingatkan bagaimana kita harus memilih pemimpin kita.
Kebebasan yang dikaruniakan Tuhan kepada manusia mendapatkan tempatnya juga ketika kita hendak memilih pemimpin. Tetapi, seperti dipahami bahwa kebebasan kita adalah kebebasan dalam ketergantungan kepada tuntunan Tuhan kita, maka kebebasan memilih pemimpin pun demikian. Kita bebas bertindak, melakukan perbuatan memilih tetapi dalam kebebasan itu, kita melakukannya dalam kehendak dan kemuliaan Tuhan.Kebebasan yang dilaksanakan tanpa adanya hubungan dengan Tuhan, jelas bukan kebebasan Kristiani.
Hal ini diperagakan dengan baik dan demokratis dalam Kisah Para Rasul 1:15-26, ketika murid-murid / rasul-rasul bersama umat Tuhan lainnya hendak memilih murid pengganti Yudas. Secara demokratis dengan diusulkan / dicalonkan dari bawah (bottom up), “Pemilu” versi para rasul dan umat Tuhan waktu itu (dengan metode mengundi) melalui tahapan sebagaimana tertulis: Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus dan Matias. Mereka semua berdoa dan berkata: “Ya Tuhan , Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini.....” (Bdk Kis 1:23-24).
Dengan demikian orang Kristen meyakini dalam pemilihan pemimpin, bukan kita yang memilih tetapi Tuhanlah yang memilih. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu (Yoh 15:16a). Dengan pemahaman yang seperti ini, maka berdoa adalah tahapan penting dalam Pemilu bagi orang Kristen. Berdoa dan mendoakan.
“.....semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, ......” (Bdk Filipi 1:9 & 10). Pilihan yang terbaik bukan pada pilihan itu sendiri tetapi terletak pada kuasa doa. Kita hanyalah alat Tuhan untuk menyatakan kuasa (pilihan) Tuhan.

Perkara yang pertama dan utama yang perlu dimiliki oleh setiap ketua/pemimpin bagi mendapatkan kekuatan diri dalam memimpin ialah HATI YANG BERSIH. Seorang pemimpin harus memberikan dirinya bagi yang dipimpinnya, di zaman nan modern ini banyak pemimpin kita yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan kelompoknya atau team suksesnya yang tadinya berjuang memuluskan langkahnya. Maka para pemimpin perlu diingatkan “Hai tuan-tuan berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah kamu juga  mempunyai tujuan di surga” (Bdk Kol 4:1) Kita memilih pemimpin yang memiliki komitmen dan integritas pribadi yang tangguh dan tinggi serta memiliki kepedulian terhadap orang yang dipimpinnya.
Bil.1:1-16 “Itulah orang-orang yang dipilih dari umat itu, masing-masing sebagai pemimpin dari suku bapa leluhurnya; mereka inilah kepala-kepala pasukan Israel.”
Inilah bagian dari perintah Allah yang disampaikan kepada Musa ketika bangsa Israel tiba di Gunung Sinai. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mendata bangsa Israel, lalu mengorganisasi bangsa itu menjadi suatau bangsa dan bala tentara yang tangguh, dan kemudian memilih para pemimpin yang siap untuk dipakai. Pemilihan ini menekankan betapa pentingnya setiap individu bagi Tuhan, dan Tuhan mau memakai masing-masing individu bagi tercapainya tujuan Tuhan.
Bila demikian, apa yang menjadi maksud dan tujuan Tuhan saat Ia menetapkan seorang  pemimpin?
(1). Selalu ada kegerakan besar di balik peristiwa dipilihnya seorang pemimpin.
Hak.6:14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman:”Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!”
Perhatikan cara kerja Tuhan yang tercatat dalam Alkitab. Sesungguhnya, Tuhan tidak pernah memilih seorang pemimpin begitu saja tanpa ada peristiwa besar di balik pemilihan tersebut.
Ketika Tuhan mau membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, Tuhan tidak langsung mengeluarkan bangsa Israel begitu saja dari Mesir. Hal pertama yang Tuhan lakukan adalah mempersiapkan seroang pemimpin. Maka dipilih-Nyalah Musa, lalu diperintahkan untuk pergi ke Mesir menghadap Firaun, meminta agar bangsa Israel diperbolehkan keluar dari Mesir. Demikian pula halnya dengan peristiwa saat Tuhan mau membebaskan Israel dari penjajahan bangsa Midian. Tuhan membangkitkan Gideon terlebih dahulu untuk memimpin kegerakan besar tersebut.
Tuhan akan melakukan pola yang sama ketika Ia memilih seorang pemimpin, yaitu adanya kegerakan besar yang akan Tuhan lakukan di balik semua itu. Apa yang menjadi pergumulan kita selama ini, sehingga kita rindu sesuatu yang luar biasa terjadi? Mungkin; pemberantasan koruptor belum maksimal, masih tebang pilih,  korupsi yang sangat merugikan rakyat, penegakan hukum yang jauh dari keadilan, pengentasan kemiskinan hanya retorika belaka, kesenjangan social yang semakin jauh, kekerasan dimana-mana, penyalahan kekuasaan/wewenang, keadilan yang bias dibeli, terobosan ekonomi, pemimpin yang humanis atau ada “midian-midian” yang menggerogoti hidup berbangasa dan bernegara  kita selama ini. Kuncinya adalah, siapkah kita memilih pemimpin yang sanggup untuk memimpin kegerakan ini?
(2). Ketika Tuhan memilih pemimpin, Tuhan sedang berbicara tentang kualitas, bukan jabatan.
”Di samping itu kaucarikan dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin…” (Kel.18:21)
Tuhan tidak sedang berbicara mengenai jabatan, melainkan Tuhan sedang menekankan, seorang pemimpin mempunyai kualitas sebagai seorang pemimpin yang Tuhan kehendaki
Definisi sederhana dari seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk memimpin (to lead), menuntun (to guide), mengarahkan (to direct) , mengatur (to manage), dan memberi pengaruh (to influence).
Seorang pemimpin harus memiliki:
  1. Kejujuran; yang paling utama harus mempunyai sifat jujur dalam segala hal, baik perbuatan, perkataan, hati, dan juga jiwanya.
  2. Taat beragama; yang taat beragama tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan dosa. (korupsi, kolusi, nepotisme)
  3. Memiliki moral yang baik; yang bermoral baik tidak akan melakukan hal-hal yang ataupun perilaku yang buruk
  4. Pekerja keras; Selalu melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar
  5. Berpendidikan tinggi, berkompeten, memiliki kecerdasan emosi yang tinggi; minimal sekali bergelar sarjana. Mengetahui tentang segala hal yang berkaitan dengan dunia politik, memahami benar tentang seluk beluk dunia politik. Mampu untuk menganalisa dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Memiliki kecerdasan emosi yang tinggi .
(3). Pemimpin yang baik akan melahirkan pemimpin yang baik lagi.
2 Tim.2:2 “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”
Selain rasul Paulus memerintahkan Timotius untuk mengajarkan kembali pengajaran yang ia sudah terima dari dirinya, rasul Paulus juga (dalam terjemahan lainnya) sedang berkata kepada Timotius, seperti ini:”Timotius, hasilkanlah keturunan bagi dirimu sendiri, yang sama kualitasnya seperti dirimu.”
Umat Tuhan, mari tangkap pesan Tuhan ini baik-baik. Siapkah kita menyambut perubahan besar atau kegerakan besar yang akan terjadi pada tanggal 09 Juli 2014 yang akan datang? Semua tergantung pada diri kita sendiri. Tuhan menunggu kesiapan seorang pemimpin yang telah ditunjuk-Nya melalui yang kita pilih.
Semoga kita tidak salah dalam memilih pemimpin..
”Pemimpin yang baik adalah dia yang lebih dulu lapar pada saat kekurangan makanan, dan dia yang paling terakhir kenyang pada saat tersedia makanan”
Sumber: Dari berbagai sumber

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories