1) "Lebih kurang dua ribu
dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban penghapus
dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas
memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang
gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang
mati." (2 Makabe 12:43-44)
Ayat tersebut diambil dari sebuah
perikop yang menceritakan tentang Yudas Makabe, seorang panglima perang tentara
Israel, yang menemukan jimat dan berhala pada jenazah para prajuritnya. Yudas,
seoranh yang saleh, lantas memohon ampun bagi prajurit-prajurit tersebut. Maka
jika kita mendoakan orang mati, kita sesungguhnya sedang mewartakan kebenaran
Kristiani, yaitu kebangkitan orang mati dan harapan akan hidup kekal di dalam
Tuhan.
2) "Sebab aku yakin, bahwa
baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah,
baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di
atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan
kita."(Roma 8:38-39)
Kita meyakini bahwa kasih Kristus
tidak putus saat seseorang meninggal. Justru, kasih inilah yang menjadikan
adanya Gereja Berziarah, Gereja Menderita, dan Gereja Berjaya. Kasih ini
memberikan kita semua kesempatan untuk saling mendoakan dan saling
tolong-menolong menanggung beban (Galatia 6:2)
3) "Kiranya Tuhan
menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya." (2 Tim 1:18) Ayat ini
adalah doa Rasul Paulus saat mendoakan Onesiforus yang sudah meninggal.
Onesiforus adalah sahabat Paulus yang rajin mengunjunginya saat ia dipenjara.
Di sini kita melihat bahwa Rasul Paulus pun memohon belas kasih Tuhan kepada
jiwa sahabatnya itu pada saat kematiannya. Hal ini tentu tidak masuk akal jika
doa bagi orang meninggal tidak ada gunanya.
4) "Tetapi tentang
kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah,
ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia
bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup." (Matius 22 :
31-32)
Di sini Yesus sedang berbicara
kepada orang-orang Farisi. Pada masa itu tentu saja Bapa Abraham, Ishak, dan
Yakub sudah meninggal menurut mata manusia. Tetapi ternyata mereka tidak
meninggal, melainkan hidup di mata Allah. Malahan, orang-orang benar ini bisa
dibilang "lebih hidup" daripada kita di bumi, karena mereka telah
berada bersama Sang Sumber Kehidupan itu sendiri. Maka, apakah mereka bisa
mendengar doa kita? Ya, tentu saja! Dan mereka pun dapat mendoakan kita juga!
Dalam Sirakh 7 : 33 juga
dituliskan bahwa “Hendaklah kemurahan hatimu meliputi semua orang yang hidup,
tapi orang matipun jangan kau kecualikan pula dari kerelaanmu”. Ayat ini
mempunyai pengertian bahwa bantuan melalui doa – doa dan persembahan kepada
orang yang sudah mendahului kita tidak akan sia-sia, karena itulah bentuk
perhatian dan bantuan kita secara rohani kepada mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments: