Belajar Mendengar

Filed under: , by: GreenGrass


“Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar”, (Yes 42:20)

Mampu mendengar adalah sesuatu yang sulit, lebih mudah untuk berbicara dan berteriak tentang kepentingan diri sendiri, padahal Tuhan menciptakan dua mata untuk melihat, dua tangan untuk memegang, dua kaki untuk berjalan, dua telinga untuk mendengat dan satu mulut untuk bicara. Maka kita diharapkan untuk lebih banyak melihat, lebih banyak mendengar namun sedikit berbicara.

Hal yang paling banyak menyita pikiran, perhatian, dan energi kita adalah kepentingan kita yang egosentris. Vested Interest kita dibidang karier, materi, jabatan dasb.Merupakan penggerak utama seluruh pekerjaan dan upaya-upaya yang kita lakukan. Sangat jarang kita melakukan sesuatu tanpa pamrih (dalam arti kepentingan sendiri). Biasanya kita cendrung egois, hanya diri kita sendirilah yang yang paling berhak untuk didengar dan dimngerti oleh orang lain.

Dalam hidup ini kita harus lebih banyak mendengar, mendengar bukan hanya sekedar mendengar (mendengar mobil lewat, musik) tapi kita dituntut mendengar dengan hati, mendengar denagn empaty dan menempatkan pihak yang kita dengar sebagai orang yang patut dihargai, diperhatikan, dihormati. Mendengar yang benar adalah mendengar dengan hati nurani, memahami, memikirkan, mencari, memutuskan untuk berbuat sehingga dapat melegakan sesama.

Untuk menjadi pendengar yang baik kita perlu belajar dan berlatih, kita perlu mendengar dulu pendapat orang lain, kita perlu melihat permasalahan dari sudut pandang orang lain.

Bila kita sudah mampu mendengar, menyadari, menemukan, melihat kebutuhan dan kesusahan orang lain, maka kita sudah bisa menjadi pendengar sejati.


Tutuplah mulutmu maka orang tidak tahu seberapa tahunya kamu, tapi bukalah mulutmu maka orang tidak meragukan ketidaktahuan kamu.

Kadang kita dapat mengatasi sebuah situasi sulit hanya dengan bersedia memahami orang lain. Sering yang paling dibutuhkan oleh seseorang adalah mengetahui bahwa ada orang lain yang peduli tentang bagaimana perannya dan berusaha memahami posisi mereka.

”Seekor burung hantu yang bijaksana duduk disebatang dahan. Semakin ia banyak melihat, semakin sedikit ia berbicara. Semakin sedikit ia berbicara, semakin banyak ia mendengar. Mengapa kita tidak seperti burung hantu yang bijaksana itu?” (Edward Hersey Ricards)

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories