Displin Diri

Filed under: , by: GreenGrass


“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi”. (1 Kor 9:25)

Displin berasal dari kata “Disciple” yang bearti “murid yang taat mengikuti ajaran gurunya. Displin adalah sikap perilaku dan kebiasaan-kebiasaan tertentu dari manusia untuk mengikuti/menjalankan tanggungjawab atas norma-norma/ketentuan yang berlaku di lingkungan sosialnya.

Displin adalah bentuk pengakuan terhadap hak dan keinginan orang lain dan mau mengambil bagian dalam memikul tanggungjawab social secara manusiawi (Zainun Mu’tadin, Spsi, Msi)

Untuk membentuk manusia yang berdisplin tinggi pada tataran individu harus harus dibentuk displin yang kuat (mencakup penguasaan diri, ketekunan dan konsistensi). Dengan terbentuknya displin diri, maka seorang pribadi yang mampu menghimpun dan memfungsikan segenap potensi yang ada pada dirinya untuk mengikuti, menjalankan dan bertanggungjawab atas aturan/norma yang ada disekitarnya.

Displin diri mencakup penguasaan diri dan penguasaan dalam segala hal. Displin diri (self discipline) harus dimiliki sejak dini dan dilatih dijalankan secara konsisten. (mis: bangun pagi jam 05:00 ini dilakukan secara terus-menerus, dilakukan secara sadar) dan memang mengalami kesulitan dan memang ada pemberontakan bathin diawal, tetapi bila dilakukan secara konsisten maka akan menjadi suatu kebiasaan yang baik, dan mengakar secara kuat.

Tanpa displin diri kita akan berhadapan dengan banyak hal yang mungkin tidak bisa kita capai. Mungkin kita bergerak sebentar dengan mengandalkan semangat, kecerdasan dan hasrat. Tetapi cepat/lambat kita akan berhadapan dengan sesuatu yang tidak bisa kita raih tanpa adanya displin.

Kita cendrung menganggap displin dalam term negatif, yang ditempatkan bertetangga dengan kata ”hukuman”. Namun sadarkah kita bahwa satu-satunya displin yang negatif hanya bila itu dilakukan oleh orang lain kepada kita. Displin diri sebaiknya adalah sepenuhnya positif dan mendukung.

Displin Kristen adalah menjadi murid yang taat dan setia mengikuti ajaran guru-Nya (Yesus) dan hanya melakukan yang dikehendaki gurunya bukan kehendaknya sendiri. Orang yang memiliki displin yang kuat, pasti memiliki penguasaan diri yang baik pula. Kalau sudah memiliki penguasaan diri (self control) yang baik, maka kita akan setia menjalankan dan bertanggungjawab terhadap aturan-aturan/norma yang berlaku di lingkungan kita. “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh kekuatan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban”.(2Tim 1:7)

Apakah kita memilih : kita mengabaikan displin diri dan menunggu didisplinkan orang lain, yang terkadang keras dan menyakitkan atau kita mau mendisplinkan diri yang akan dibayar oleh banyak kesuksesan

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories