"Ia sedang duduk ditengah-tengah alim ulama sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka"(Luk 2:48)
Misdinar (Putra Altar). Muda-mudi Katolik (Mudika), Kelompok Karyawan Muda Katolik (KKMK), Kelompok Legio Maria, Persekutuan Doa Kaum Muda Katolik (PDKK) jumlah kaum muda seperti ini memang sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah kaum muda yang nongkrong di Mall, di pinggir jalan, di kafe dsb.
Perlu disadari bahwa mewartakan Injil/mewartakan kabar gembira keselamatan diperlukan semangat baru, cara baru dan uangkapan baru yang menyajikan kabar gembira/pewartaan injil sesuai dengan kondisi dan situasi yang kongkrit serta aktual.
Kaum muda diminta untuk menyalakan semangat ”Kerasulan” sebagai pelaksana amanat Yesus Kristus ”Pergilah ke seluruh dunia beritakanlah Injil kepada semua mahluk”(Mrk 16:15) kaum muda yang terlatih dalam doa dan iman haruslah menjadi rasul bagi kaum muda itu sendiri.
Merasul diantara orang-orang tua seperti yang dipraktekkan pemuda Yesus (Luk 2:41-52) untuk sebagian generasi muda memang sulit. Tetapi apakah sama sulitnya untuk merasul diantara kaum sebayamu? Sekarang ini zamannya bagi kaum muda untuk menjadi rasul bagi kaum sebayamu.
Memang masih banyak alasan/dalih dari kaum muda untuk menghindar dari amanat suci ini, bahwa kaum muda belum berpengalaman, belum banyak makan asam garam, masih hijau, belum pandai bicara depan orang banyak, belum banyak belajar tentang hidup. Kaum muda bisa saja dengan mudah meniru Yeremia yang ketika dipanggil Allah mengajukan dalih, ”Ah Tuhan Allah, sesungguhnya aku tak pandai berbicara sebab aku ini masih muda”(Yer 1:6)
Kaum muda sebaiknya meniru Yesaya yang sewaktu mendapat panggilan Tuhan untuk menjadi pewarta kabar gembira, menawarkan diri, ”Ini aku, utuslah aku”(Yes 6:8) Yang mendengar ungkapan ini mungkin mengatakan sombong, terlalu gegabah, tak tahu diri, dsb.
Yesaya yakin dan percaya bahwa Allah yang mengutus mereka menjadi rasul tentu akan menyertai mereka selama-lamanya dan itu benar. ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir jaman”(Mat 28:19-20)
Pewartaan kabar gembira ini akan lebih berdayaguna dan berhasil bilamana kaum muda telah dibakar semangatnya dan telah dirubah rohnya dan diterangi jalan hidupnya. ”Roh yang sama seperti yang diterima oleh Petrus dan kawan-kawannya akan menyemangati kaum muda” (Kis 2:4)
Kaum muda harus akrab dengan; sabda Tuhan, Kitab Suci, pendalaman iman. Pengukuhan dan pemekaran iman bisa diperoleh lewat pergaulan yang akrab dan efektif dengan sabda Tuhan.
Dalam membawa warta gembira/keselamatan kepada kaum sebayamu, Allah telah menganugrahkan kaum muda hati yang terbuka, pikiran yang luas, menanggapi tugas yang suci ini oleh Yesus dipundak kaum muda, kaum muda tidak perlu gentar dan pesimis Allah telah mengaruniakan kaum muda Roh Kebijaksanaan, Roh Pengertian, Roh Penasehat, Roh kekuatan, Roh pengetahuan dan Roh Ibadat dan Roh Ketaqwaan.
Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar, seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan (Annemarie Schimmel)
Perlu disadari bahwa mewartakan Injil/mewartakan kabar gembira keselamatan diperlukan semangat baru, cara baru dan uangkapan baru yang menyajikan kabar gembira/pewartaan injil sesuai dengan kondisi dan situasi yang kongkrit serta aktual.
Kaum muda diminta untuk menyalakan semangat ”Kerasulan” sebagai pelaksana amanat Yesus Kristus ”Pergilah ke seluruh dunia beritakanlah Injil kepada semua mahluk”(Mrk 16:15) kaum muda yang terlatih dalam doa dan iman haruslah menjadi rasul bagi kaum muda itu sendiri.
Merasul diantara orang-orang tua seperti yang dipraktekkan pemuda Yesus (Luk 2:41-52) untuk sebagian generasi muda memang sulit. Tetapi apakah sama sulitnya untuk merasul diantara kaum sebayamu? Sekarang ini zamannya bagi kaum muda untuk menjadi rasul bagi kaum sebayamu.
Memang masih banyak alasan/dalih dari kaum muda untuk menghindar dari amanat suci ini, bahwa kaum muda belum berpengalaman, belum banyak makan asam garam, masih hijau, belum pandai bicara depan orang banyak, belum banyak belajar tentang hidup. Kaum muda bisa saja dengan mudah meniru Yeremia yang ketika dipanggil Allah mengajukan dalih, ”Ah Tuhan Allah, sesungguhnya aku tak pandai berbicara sebab aku ini masih muda”(Yer 1:6)
Kaum muda sebaiknya meniru Yesaya yang sewaktu mendapat panggilan Tuhan untuk menjadi pewarta kabar gembira, menawarkan diri, ”Ini aku, utuslah aku”(Yes 6:8) Yang mendengar ungkapan ini mungkin mengatakan sombong, terlalu gegabah, tak tahu diri, dsb.
Yesaya yakin dan percaya bahwa Allah yang mengutus mereka menjadi rasul tentu akan menyertai mereka selama-lamanya dan itu benar. ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir jaman”(Mat 28:19-20)
Pewartaan kabar gembira ini akan lebih berdayaguna dan berhasil bilamana kaum muda telah dibakar semangatnya dan telah dirubah rohnya dan diterangi jalan hidupnya. ”Roh yang sama seperti yang diterima oleh Petrus dan kawan-kawannya akan menyemangati kaum muda” (Kis 2:4)
Kaum muda harus akrab dengan; sabda Tuhan, Kitab Suci, pendalaman iman. Pengukuhan dan pemekaran iman bisa diperoleh lewat pergaulan yang akrab dan efektif dengan sabda Tuhan.
Dalam membawa warta gembira/keselamatan kepada kaum sebayamu, Allah telah menganugrahkan kaum muda hati yang terbuka, pikiran yang luas, menanggapi tugas yang suci ini oleh Yesus dipundak kaum muda, kaum muda tidak perlu gentar dan pesimis Allah telah mengaruniakan kaum muda Roh Kebijaksanaan, Roh Pengertian, Roh Penasehat, Roh kekuatan, Roh pengetahuan dan Roh Ibadat dan Roh Ketaqwaan.
Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar, seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan (Annemarie Schimmel)
0 comments: