Kita Semua adalah Bendahara Yang Dipercaya oleh Tuhan

Filed under: by: GreenGrass

“Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu , karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang” (Luk 16:8)

Namun, kalau kita merenungkan lagi, bukankah apa yang dilakukan oleh pembantu kami juga sama seperti apa yang dilakukan oleh masing-masing dari kita? Kita, yang dipercayai sebagai bendahara dari orang yang paling kaya dan berkuasa untuk selama-lamanya, yaitu Tuhan, namun sering menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan oleh Tuhan. Kita sering gagal dalam mengemban tugas untuk menjadi bendahara yang baik.

Bendahara (Yun: “Oekonomos“) rumah tangga adalah seseorang yang dipercaya untuk mengelola keuangan rumah tangga, mengatur pembantu-pembantu yang lain dalam rumah tangga tersebut, dan juga dipercaya untuk membantu mengatur anak-anak dari tuan rumah (Gal 4:2). Pada prinsipnya, seorang bendahara mengatur sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.


Dimana seorang raja memberikan talenta kepada masing-masing orang, yang satu diberi 5, yang lain 2, dan yang terakhir 1. (lih Mt 25:14-30).

Masing-masing dari kita dipercaya dengan talenta yang berbeda-beda dan dalam jumlah yang berbeda. Sama seperti bendahara yang mengatur kekayaan yang bukan miliknya, maka kita harus mengembangkan talenta yang sebenarnya bukan milik kita, sehingga talenta tersebut dapat lebih berdaya guna, semakin bertumbuh dan semakin menjadi alat untuk memuliakan Tuhan. Karena talenta ini diberikan oleh Tuhan dan bukan milik kita, maka sudah seharusnya kita tidak bermegah dan menyombongkan diri. Rasul Paulus mengingatkan kita, bahwa kalau kita ingin bermegah, maka kita dapat bermegah di dalam kelemahan kita (bdk 2 Kor 12:9) dan juga bermegah di dalam Tuhan (bdk 2 Kor 10:17).


Ini berarti bahwa kita diingatkan untuk senantiasa mempunyai kerendahan hati, yaitu menyadari kelemahan kita, namun pada saat yang sama menyadari kuasa dari Tuhan, yang telah bekerja secara luar biasa dalam diri kita yang begitu lemah dan terbatas. Kerendahan hati inilah yang akan mengantar kita kepada kekudusan, karena kerendahan hati adalah ibu dari semua kebajikan yang dapat mengalahkan kesombongan, yang menjadi ibu dari semua dosa.


Oleh karen itu, setiap kali kita melakukan perbuatan baik, melakukan pelayanan, kerasulan awam, ada orang yang memuji sesuatu yang baik dari kita, maka kita harus mengingat apa yang dikatakan oleh Yesus “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” (Lk 17:10). Dan dasar dari “kami harus melakukan apa yang kami harus lakukan” adalah kasih kepada Tuhan. Dengan demikian perbuatan kasih kita kepada sesama mempunyai nilai adi-kodrati (supernatural), yaitu penerapan dari salah satu kebajikan Ilahi - kasih.


Yesus mengatakan bahwa siapa yang diberi dan dipercaya banyak, maka kepadanya akan dituntut lebih banyak (Lk 12:48). Yesus mengingatkan kita bahwa talenta yang diberikan kepada kita datang bersamaan dengan tanggung jawab. Inilah sebabnya, walaupun St. Fransiskus dari Asisi dikenal karena kesuciannya, dia mengatakan bahwa dia adalah manusia yang paling berdosa di dunia ini. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa dia menerima rahmat yang begitu besar dari Tuhan, dan kalau rahmat yang sama diberikan kepada orang lain, mungkin orang lain tersebut akan berkarya jauh lebih besar darinya. Kerendahan hati seperti inilah yang membuat St. Franciskus menjadi salah satu Santo yang terbesar sepanjang sejarah Gereja yang turut membangun Gereja dengan luar biasa, yang dampaknya dapat kita rasakan sampai saat ini.


Kerendahan hati yang membuat kita bertumbuh dalam kekudusan akan mengantar kita kepada keselamatan kekal. Sama seperti tuan yang memanggil hamba yang tidak setia, maka kita pada akhirnya akan dipanggil oleh Tuhan untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita buat.


Harapan dan perjuangan bagi kita semua, yang telah menerima terang Kristus untuk dapat bertindak sebagai anak-anak terang di dunia ini, dan memperoleh keselamatan kekal di Sorga. Hal ini hanya dapat dicapai kalau kita sebagai murid Kristus senantiasa bersiap-siap, karena tidak seorangpun tahu kapan hari penghakiman akan tiba ( Mk 13:32). Dan pada saat itulah, Tuhan sendiri yang akan mengatakan “Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanm, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.” (Luk16:2)


Apapun tugas hidup kita, lakukan dengan baik, seseorang semestinya melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka mengalami kebahagiaan dan ketenteraman hati dan mampu mempertanggungjawabkannya kepada atasannya dan Tuhan.
Sumber: Dari berbagai sumber

0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories