Coaching adalah suatu proses pembinaan, pengarahan yang dilakukan atasan/senior untuk melatih dan memberikan orientasi kepada bawahannya tentang realitas di tempat kerja dan membantu mengatasi hambatan dalam mencapai prestasi kerja yang optimal.
Kegiatan ini akan sanagt tepat diberikan kepada orang baru, orang yang sedang menghadapi pekerjaan baru, orang yang menghadapi masalah prestasi kerja atau orang yang menginginkan pembinaan kerja.
Tujuan melakukan coaching adalah untuk memperkuat, menambahkan dan memperbaiki kinerja yang kinerja yang telah berhasil atau memperbaiki kinerja yang bermasalah.
Manfaat Coaching antara lain:
Kegiatan ini akan sanagt tepat diberikan kepada orang baru, orang yang sedang menghadapi pekerjaan baru, orang yang menghadapi masalah prestasi kerja atau orang yang menginginkan pembinaan kerja.
Tujuan melakukan coaching adalah untuk memperkuat, menambahkan dan memperbaiki kinerja yang kinerja yang telah berhasil atau memperbaiki kinerja yang bermasalah.
Manfaat Coaching antara lain:
- Meningkatkan Thereshold Competency (kompetensi dasar) ke Diferentiating Competency (kompetensi tinggi). Meningkatkan kompetensi orang-orang yang memiliki TC menjadi DC diperlukan coaching.
- Jalan Menemukan 3R, meskipun banyak perusahan semboyannya karyawan itu asset, namun masih banyak karyawan yang tidak dianggap sebagai asset, dan hanya karyawan yang bagus menjadi asset yang disingkat 3R; (Right people, Right job, right performance), jarang sekali kita menemukan orang yang tepat untuk ditempatkan di pekerjaan yang tepat sehingga ia bisa mencapai performance yang tinggi. Biasanya untuk mencapai 3R diperlukan proses, karena itu melalui coaching dapat ditemukan orang yang berkemampuan bagus.
- Jalan Menemukan Pemimpin dari Dalam, mengembang seorang pemimpin dari dalam memang baik karena mereka memiliki pengetahuan tentang keadaan secara lebih mendalam daripada orang baru. Maka coaching bisa dijadikan instrument atau cara melahirkan seorang pemimpin dari dalam, dan cara ini lebih efektive dan efesien.
Hambatan dalam melakukan coaching antara lain:
- Budaya marah, terkadang kita langsung memarahi orang tersebut, dan marah tidak bisa dihindari, namun yang perlu kita sadari setelah itu kita mendekati dan men-coachnya.
- Budaya membiarkan, kita membiarkan mereka bekerja sendiri2 karena kita tidak peduli dengan skil mereka.
- Budaya mengerjakan sendiri, mengerjakan sendiri dan enggan mendelegasikan nya kepada orang lain.
- Memiliki data yang akurat, catatan pribadi yang berisi gap antara skill dan tuntutan pekerjaan/masalah yang dihadapi orang tsb dalam kaitan dengan kinerjanya.
- Menemukan metode yang teachable, dalam meng-coaching orang kita dituntut menjadi seorang pendidik. Dalam hal ini orang yang kita didik dapat mendidik lagi orang lain sehingga menjadi sebuah rantai kelanjutan.
- Menghidupkan, bukan mematikan, maka cara yang kita gunakan harus dapat menghidupkan semangat orang tsb.
Jadilkanlah setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan kita hanyalah berorientasi untuk pengabdian kita kepada Allah dan pelayanan kita kepada orang lain. Kesadaran ini, dapat menjadikan pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan kepada atasan.
0 comments: