Akibat Buruk Dari Sebuah Perceraian

Filed under: by: GreenGrass

"Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia." (Matius 19:6)
Penyebab perceraian dikategorikan dalam beberapa golongan, yaitu:
a. Kekurangan makanan emosional dalam pernikahan, ibarat pohon yang kurang gizi, kurang dirawat yang akhirnya kering dan mati.

b. Adanya hama yang menyerang pohon Hama tersebut diilustrasikan sebagai pertengkaran, keributan-keributan keras, masuknya orang lain yang pada akhirnya mengakibatkan pernikahan itu rontok.

c. Kurangnya pupuk bagi pohon tersebut. Artinya suami-istri hidup mengikuti arus kerutinan hidup, istri sibuk mengurus anak dls, sehingga sedikit waktu yang diberikan bagi pasangan.

Pengaruh perceraian terhadap anak-anak adalah pengaruh negatif: Riset longitudinal yaitu riset yang dilakukan sepanjang waktu tertentu dan waktunya cukup lama (waktu anak masih kecil sampai beberapa tahun kemudian menjadi orang dewasa).

Menghasilkan : bahwa luka-luka yang diderita si anak ternyata dibawa sampai dewasa, kepahitan-kepahitan yang dirasakan dibawa sampai dewasa meskipun perceraian orang tuanya terjadi 10 tahun yang lampau.

a. Berdampak pada pernikahan anak. Konsep tentang pernikahan itu berpengaruh, bahwa pernikahan itu tidak selama-lamanya dan bisa bercerai, dan sepertinya itu memberikan izin untuk bercerai.

b. Tanpa disadari perceraian memberikan solusi, jadi orangtua tidak cocok ya bercerai. Akhirnya si anak mengadopsi, akibatnya daya tahan atau daya juang dalam pernikahan kurang atau sangat mengendor.

c. Secara sosial, kalau orangtua kita, sanak saudara kita tidak ada perceraian, maka kita agak takut mengambil inisiatif bercerai, jangan sampai kita menjadi orang pertama dalam keluarga kita yang bercerai. Kalau orangtua sudah bercerai, sekurang-kurangnya tahu satu hal bawa orang tua kita tidak akan memarahi kita atu tidak berkata apa-apa sebab mereka melakukannya juga.

Tahap perceraian sebagai berikut:

a. Perceraian emosional, pertengkaran yang terjadi mengakibatkan kematian cinta, dalam pernikahan dan ujungnya adalah perceraian.

b. Perceraian fisik, tidak lagi tidur bersama akibatnya seks tidak terpenuhi, timbul problem baru yaitu munculnya orang ketiga.

c. Perceraian geografis, pisah tempat (secara fisik dan emosional dingin) dan hal ini sangat jarang untuk bisa bersatu kembali.

d. Peceraian total.
Dampak Negatif yang ditimbulkan antara lain :
















 
• Anak menjadi korban
Anak merupakan korban yang paling terluka ketika orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Anak dapat merasa ketakutan karena kehilangan sosok ayah atau ibu mereka, takut kehilangan kasih sayang orang tua yang kini tidak tinggal serumah. Mungkin juga mereka merasa bersalah dan menganggap diri mereka sebagai penyebabnya. Prestasi anak di sekolah akan menurun atau mereka jadi lebih sering untuk menyendiri.
Anak-anak yang sedikit lebih besar bisa pula merasa terjepit di antara ayah dan ibu mereka. Salah satu atau kedua orang tua yang telah berpisah mungkin menaruh curiga bahwa mantan pasangan hidupnya tersebut mempengaruhi sang anak agar membencinya. Ini dapat mebuat anak menjadi serba salah, sehingga mereka tidak terbuka termasuk dalam masalah-masalah besar yang dihadapi ketika mereka remaja. Sebagai pelarian yang buruk, anak-anak bisa terlibat dalam pergaulan yang buruk, narkoba, atau hal negatif lain yang bisa merugikan.

• Dampak untuk orang tua dan keluarga
Selain anak-anak, orang tua dari pasangan yang bercerai juga mungkin terkena imbas dari keputusan untuk bercerai. Sebagai orang tua, mereka dapat saja merasa takut anak mereka yang bercerai akan menderita karena perceraian ini atau merasa risih dengan pergunjingan orang-orang.

Beberapa orang tua dari pasangan yang bercerai akhirnya harus membantu membesarkan cucu mereka karena ketidaksanggupan dari pasangan yang bercerai untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

• Bencana keuangan
Jika sebelum bercerai, suami sebagai pencari nafkah maka setelah bercerai tidak akan memiliki pendapatan sama sekali apalagi jika mantan pasangan tidak memberikan tunjangan. Jika salah satu pasangan mendapat hak asuh atas anak, berarti juga bertanggung jawab untuk menanggung biaya hidup dari anak. Yang perlu diingat, setelah bercerai, umumnya banyak keluarga mengalami penurunan standar kehidupan hingga lebih dari 50 persen.

• Masalah pengasuhan anak
Setelah bercerai, berarti harus menjalankan peranan ganda sebagai ayah dan juga sebagai ibu. Terlebih, jika anak sudah memasuki masa remaja yang penuh tantangan, anak harus dididik dengan masuk akal menjaga atau memberikan disiplin kepada anak agar dapat tumbuh menjadi anak yang baik.

Masalah lain dalam hal pengasuhan anak adalah ketika harus berbagi hak asuh anak dengan pasangan karena bisa jadi masih merasa sakit hati dengan perlakuan mantan Anda sehingga sulit untuk bersikap adil.

• Gangguan emosi
Adalah hal yang wajar jika setelah bercerai masih menyimpan perasan cinta terhadap mantan pasangan. Perceraian ini dapat menyebabkan perasaan kecewa yang sangat besa yang menyakitkan. Mungkin juga ketakutan jika tidak ada orang yang akan mencintai lagi atau perasaan takut ditinggalkan lagi di kemudian hari. Serangkaian problem kesehatan juga bisa disebabkan akibat depresi karena bercerai.

Sesungguhnya bagi pasangan yang memiliki hubungan yang jelek tidak berani mengambil keputusan bercerai, karena hal itu sangat menyakitkan. Mereka biasanya akan tetap bertahan. Namun ketika orang ketiga muncul pernikahan itu diancam putus.

Matius 19:6, tetapi Aku berkata: "Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia." Kenapa Tuhan melarang perceraian? Karena Tuhan tahu dampak perceraian itu terlalu pahit, baik pada yang melakukannya, pasangannya maupun anak-anaknya. Yang paling penting kita lakukan adalah ketaatan kepada Tuhan dan hal itu akan mendatangkan berkat.



0 comments:

Grab this Widget ~ Blogger Accessories