"Dengan apakah seorang muda
mempertahankan kelakuannya bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-mu." Mazmur 119:9
Kisah
Pemuda yang Menggetarkan Langit (Tuhan)
Alkhisah
ada seorang pemuda yang melamar untuk bekerja di rumah seorang pejabat
kerajaan. Ia adalah pemuda yang sehat dan berbadan kuat. Ketika berhadapan
dengan si pejabat, si pejabat hampir saja menerima si pemuda karena santun dan
terlihat meyakinkan. Namun sayangnya ketika perbincangan itu terjadi ada
seorang kepercayaan pejabat yang ahli dalam hal ramal meramal.
Si peramal itu mengatakan, jangan terima orang ini, ia akan memberi dampak buruk bagi paduka. Raut wajahnya terlihat ia akan mengalami kesusahaan sepanjang hidupnya. Jika ia ikut Paduka maka kesusahannya akan mengganggu kehidupan Paduka.
Si peramal itu mengatakan, jangan terima orang ini, ia akan memberi dampak buruk bagi paduka. Raut wajahnya terlihat ia akan mengalami kesusahaan sepanjang hidupnya. Jika ia ikut Paduka maka kesusahannya akan mengganggu kehidupan Paduka.
Mendengar hal tersebut sang
pejabat akhirnya menolak menerima si pemuda yang akhirnya pulang dengan sagat
sedih. Ketika dalam perjalanan pulang ia sangat kehausan dan mampir membeli
minum di sebuah warung. Uang yang digunakannya adalah uang terakhir yang
dimilikinya. Sambil minum ia duduk merenungi nasib, mengapa kok hidupnya susah
terus.
Ketika ia hendak pergi di samping
tempat duduknya ada bungkusan. Tanpa berpikir panjang ia segera membuka
bungkusan tersebut. Betapa kagetnya ia ketika ia buka ternyata adalah tumpukan
uang dan beberapa logam mulia ada di dalamnya.
Dalam pikirannya,”Punya siapakah
ini, pastilah orang ini akan kesusahan jika kehilangan benda yang begitu
berharga ini”. Maka ia dengan cemas menunggu hingga hampir larut malam di luar
warung. Ternyata benar, sang pemilik datang, ia berperawakan gagah dan
disamping kanan kirinya ada orang bersamanya. Tanpa bicara, ia langsung
menghampiri dan mengambil bungkusan yang di pegang si pemuda. Ia kemudian
mengeceknya dan mendapati semua lengkap tidak ada yang hilang. Ternyata sang
pemilik adalah seorang Jendral. Sang Jendral menatap wajah si pemuda dan
berkata, “ Kamu orang baik”.
Kemudian Jendral tersebut bertanya kepada si Pemuda apa yang dibutuhkannya, dan ia mengatakan dengan sederhana ia butuh pekerjaan. Tidak lama dari hari itu ia kemudian menjadi tangan kanan sang Jendral.
Pada satu waktu ketika diperjamuan kerajaan, pejabat dan peramalnya juga hadir. Ia melihat si pemuda ada disamping sang Jendral. Kemudian ia menegurnya, “ Bukankah kamu pemuda yang dulu pernah melamar bekerja untukku?” sang pemuda menjawab sopan, “Benar tuanku, sayalah orangnya”. Kemudian ia menoleh kepada sang peramal, mengapa bisa demikian? Sang peramal menjawab,”saat ini raut mukanya cerah, ia pasti membawa keberuntungan, pasti ada hal besar yang dilakukan olehnya sehingga langit mengubah takdirnya”.
Kemudian Jendral tersebut bertanya kepada si Pemuda apa yang dibutuhkannya, dan ia mengatakan dengan sederhana ia butuh pekerjaan. Tidak lama dari hari itu ia kemudian menjadi tangan kanan sang Jendral.
Pada satu waktu ketika diperjamuan kerajaan, pejabat dan peramalnya juga hadir. Ia melihat si pemuda ada disamping sang Jendral. Kemudian ia menegurnya, “ Bukankah kamu pemuda yang dulu pernah melamar bekerja untukku?” sang pemuda menjawab sopan, “Benar tuanku, sayalah orangnya”. Kemudian ia menoleh kepada sang peramal, mengapa bisa demikian? Sang peramal menjawab,”saat ini raut mukanya cerah, ia pasti membawa keberuntungan, pasti ada hal besar yang dilakukan olehnya sehingga langit mengubah takdirnya”.
Sang Pejabat kemudian bertanya
apa yang dilakukan, setelah ia mendengar, mengertilah dia. Si Pemuda telah melakukan
tindakan mulia, ia tidak mengambil apa yang bukan miliknya, padahal ia berada
dalam keputus asaaan sekalipun ….
Jika kita percaya hidup ini bukan sekedar hanya untuk mencari makan dan memperkaya diri, tapi justru membentuk karakter, maka kesulitan yang terjadi sesungguhnya adalah proses pemurnian agar kita menjadi manusia yang lebih baik. Kesulitan datang untuk menguji hati agar hati kita bersih. Ketika hati kita menjadi bersih apa yang ada di hati kita akan mudah menggetarkan langit (Tuhan). Sebaliknya ketika hati kita kotor , apa pun usaha yang kita lakukan tidak berhasil bahkan mungkin semakin kita jauh dari Tuhan. Tuhan Maha Belas Kasih, ia melihat hati setiap manusia. Hati manusialah yang mampu menggetarkan langit. Takdir pun berubah jika manusia mampu mengubah hatinya.
Sang Pemuda adalah contoh orang baik, bukan saja integritas kejujurannya, tapi sekilas pikirannya adalah ia memikirkan orang lain. Jika orang yang kehilangan benda seperti ini pastilah ia bersusah hati. Sang Pemuda pastilah lapar dan godaan untuk mengambil dan membawanya pergi juga besar, tapi ia tidak lakukan.Ia berhati mulia.
Pemazmur menyatakan bahwa hanya
dengan firman Tuhanlah anak muda dapat mempertahankan kelakuannya tetap bersih
dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Oleh
sebab itu para pemuda Kristiani harus banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan
rohani supaya waktu-waktu luang yang ada mereka gunakan untuk hal-hal yang
positif dan membangun iman. Mereka harus
melatih diri dalam hal ibadah, artinya:
tidak "...menjauhkan diri
dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa
orang,... dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang
mendekat." (Ibrani 10:25). Semakin banyak mereka mendengar Firman Tuhan
semakin kuat pula iman mereka, karena
"...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus." (Roma 10:17). Bagi anak-anak Tuhan, tidak mengikuti tren
teman-teman bukanlah akhir dari segalanya.
Sebaliknya, hal ini juga bukan berarti kita menjadi pemuda yang 'kuper'
dan out of date.
Tuhan menghendaki kita menjadi
orang-orang muda Kristen yang berkualias dan memiliki kehidupan yang berbeda
dari anak-anak muda di luar Tuhan, yang meski masih muda tetapi memiliki
integritas dan tidak berkompromi dengan dosa;
berani berkata tidak dan menolak setiap ajakan maupun kebiasaan hidup
yang tidak berkenan kepada Tuhan meski hal itu mengandung resiko: ditinggalkan dan dikucilkan teman. Yang Tuhan mau adalah kita menjauhi nafsu
orang muda, karena segala keinginan untuk memenuhi hawa nafsu hanyalah akan
membawa kita kepada kebinasaan. Karena itu kita harus memiliki kekariban dengan
Tuhan supaya kita beroleh kekuatan untuk dapat menolak setiap hawa nafsu yang
ada. Rasul Paulus berpesan, "Jangan seorang pun menganggap engkau
rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu,
dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12).
Masa muda adalah masa emas bagi
kita untuk memaksimalkan potensi yang ada dan memacu kita untuk do our best
dalam segala hal, baik dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan,
ketekunan dan juga kesucian.
Nama Tuhan dipermuliakan ketika
kemudian kita menjadi teladan bagi teman-teman dan lingkungan kita.
0 comments: