
Lilin Pertama disebut Lilin Nabi yang mengingatkan
bahwa kedatangan Sang Raja Damai, yaitu Yesus Kristus sudah diwartakan oleh
para nabi. Ia akan memerintah demi kemuliaan Yahwe sehingga rakyat-Nya akan
hidup dengan aman dan dami. Raja Damai itu pun akan dimuliakan sampai ke ujung
bumi (Mikha Bab 4 – Bab 5).
Lilin Kedua disebut Lilin Betlehem yang mau
menegaskan bahwa Sang Juru Selamat akan lahir di dalam hati kita. Betlehem
merupakan gambaran tentang hati manusia.
Lilin Ketiga disebut Lilin Para Gembala yang
melambangkan bahwa pemberitaan tentang kelahiran Sang Juru Selamat untuk
pertama kalinya kepada orang-orang yang tulus dan rendah hati.
Lilin Keempat disebut Lilin Para Malaikat yang
menggambarkan tentang kebahagiaan/sukacita besar bagi kita yang menyambut
kedatangan Sang Juru Selamat dengan iman. Sukacita yang sejati adalah damai di
dalam hati. Damai yang sejati tersebut hanya didapatkan dari Tuhan Yesus yang
lahir bagi kita. Agar dapat mengalami damai sejati itu, kita hendaknya
menyiapkan diri kita untuk menyambut kedatangan-Nya dengan pertobatan
Karangan tersebut selalu berbentuk lingkaran. Karena lingkaran tidak
mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan Tuhan yang
abadi, tanpa awal dan akhir.
Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun-daun evergreen. Dahan-dahan
evergreen, sama seperti namanya “ever green” - senantiasa hijau, senantiasa
hidup. Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk selamanya.
Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk
memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita. Tampak tersembul di antara
daun-daun evergreen yang hijau adalah buah-buah beri merah. Buah-buah itu
serupa tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan oleh Kristus demi
umat manusia. Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang ke dunia
untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya
yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.
Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven, tiga lilin
berwarna ungu dan yang lain berwarna merah muda. Lilin-lilin itu melambangkan
keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal.
Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama dikisahkan tentang penantian
bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara dalam Perjanjian Baru mulai
diperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam Kisah Natal. Pada awal Masa
Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain
mulai dinyalakan. Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap
minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan
bahwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin
menyala dalam kasih kepada Bayi Yesus.
Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri. Lilin ungu
sebagai lambang pertobatan. Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah
masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita untuk menerima Kristus pada Hari
Natal. Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III yang disebut
Minggu “Gaudete”. “Gaudete” adalah bahasa Latin yang berarti “sukacita”,
melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan karena sukacita Natal
hampir tiba. Warna merah muda dibuat dengan mencampurkan warna ungu dengan
putih. Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada Hari Natal (yang
dilambangkan dengan warna putih) sudah tidak tertahankan lagi dalam masa
pertobatan ini (ungu) dan sedikit meledak dalam Masa Adven. Pada Hari Natal,
keempat lilin tersebut digantikan dengan lilin-lilin putih - masa persiapan
kita telah usai dan kita masuk dalam sukacita yang besar.
Pada kaki setiap lilin, atau pada kaki Lingkaran Adven, ditempatkan
sebuah mangkuk berwarna biru. Warna biru mengingatkan kita pada Bunda Maria,
Bunda Allah, yang mengandung-Nya di dalam rahimnya serta melahirkan-Nya ke
dunia pada hari Natal.
Lingkaran Adven diletakkan di tempat yang menyolok di gereja. Para
keluarga memasang Lingkaran Adven yang lebih kecil di rumah mereka. Lingkaran
Adven kecil ini mengingatkan mereka akan Lingkaran Adven di Gereja dan dengan
demikian mengingatkan hubungan antara mereka dengan Gereja. Lilin dinyalakan
pada saat makan bersama. Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan
mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka berkumpul bersama setiap minggu
untuk merayakan perjamuan Ekaristi - santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.
sumber : "The Symbolism of the Advent Wreath” by
Father Peffley; Father Peffley's
0 comments: