"Ajarlah kami menghitung
hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur
90:12)
Dewasa ini jalinan pertemanan
lewat fasilitas online telah menjamur dan menjadi bagian hidup generasi muda.
Pada kenyataannya sebagian besar teman yang mengelilingi kita adalah teman yang
hadir secara online. Tidak jarang, karena keterbatasan waktu, ada orang yang
memilih untuk memasuki proses perjodohan lewat online pula. Bagaimanakah kita harus
menyikapinya? Berikut akan diulas dampak positif dan negatif persahabatan lewat
online.
Fasilitas online telah membuka
pintu perkenalan lebar-lebar. Dewasa ini jarak tidak lagi menjadi rintangan
untuk berkenalan dan berteman dengan seseorang. Dengan menyatunya bahasa
komunikasi dunia-Inggris-maka makin mudahlah kita berinteraksi dengan orang
dari belahan dunia mana pun. Lewat sahabat baru ini kita dapat mengenal budaya
dan kehidupan manusia di tempat asalnya dan sudah tentu, semua ini akan
memperkaya pengenalan kita akan dunia.
Kendati fasilitas online membuka
pintu perkenalan, ia tidak dapat membuka pintu persahabatan. Cara terbaik
membangun persahabatan-perkenalan yang mendalam-adalah lewat perjumpaan tatap
muka. Tidak ada yang dapat menggantikan interaksi langsung untuk mengenal
seseorang. Jadi, silakan memulai perkenalan lewat online namun jangan mengambil
keputusan penting menyangkut hidup-seperti pernikahan-lewat online. Ingat, kita
harus hidup bersamanya di dalam dunia nyata, bukan di dunia maya. Jadi,
pastikan bahwa kita mengenalnya secara langsung untuk suatu kurun yang panjang.
Setelah kita menjalin
persahabatan, silakan memanfaatkan fasilitas online untuk memelihara jalinan
persahabatan. Jadi, lewat fasilitas online kita dapat terus berkomunikasi
dengan sahabat dan sanak keluarga sehingga kita dapat tetap mengikuti
perkembangan hidupnya.
Fasilitas seperti facebook
membuka pintu untuk berkenalan dengan begitu banyak orang, baik yang telah kita
kenal maupun belum kita kenal. Selalu gunakan prinsip kehati-hatian. Teman yang
pernah kita kenal semasa SD telah menjadi dewasa dan kita tidak mengenalnya
pada masa perkembangannya. Kita tidak tahu apakah ia telah menjadi orang yang
baik atau orang yang jahat. Jadi, jangan berpandangan naïf bahwa oleh karena ia
adalah teman semasa SD maka ia pastilah baik seperti dulu.
Mengembalikan pertemanan semasa
kecil sudah tentu menyenangkan dan dapat mengembalikan pula cinta monyet yang
pernah dialami. Berhati-hatilah agar kita tidak bertindak ceroboh dan membuka
pintu dosa. Jangan bermimpi bahwa orang yang pernah kita sukai dulu adalah
pasangan yang cocok untuk kita sekarang. Semua perkenalan mesti diuji lewat
interaksi mendalam dan waktu yang panjang. Sudah tentu kita pun harus membatasi
pertemanan apabila sekarang kita sudah menikah. Jangan melewati batas dan
akhirnya jatuh ke dalam dosa perzinahan.
Kita harus selalu ingat bahwa
semua ini adalah sarana kita menjalin komunikasi, jadi ini adalah alat dan
jangan kita menjadi budak teknologi komunikasi serta jangan merasa berkewajiban
hars menjawab saat itu juga dan jangan mengorbankan waktu dengan orang terdekat
terutama keluarga gara-gara terobsesi dengan komunikasi canggih ini.
Jadi kita harus menempatkan semua
ini di dalam perspektif yang benar dan ini hanyalah sarana. Jadi gunakanlah
sebagai sarana dan jangan melakukannya sebagai ilah kita.
Kadang kita cepat percaya kepada
teman lama dan mulai curhat masalah pribadi kepadanya lewat online.
Berhati-hatilah sebab kenyataan ia adalah teman lama tidak menjadikannya orang
yang tepat untuk kita curhat. Jangan sampai ia memanfaatkan situasi sulit yang
tengah kita alami dan mengeruk keuntungan dari diri kita. Ada suami dan juga
istri yang jatuh ke dalam dosa akibat curhat berlebihan lewat online.
Terakhir, ingatlah bahwa semua
ini adalah sarana menjalin komunikasi. Jangan menjadi budak teknologi
komunikasi. Jangan merasa berkewajiban harus menjawab saat itu juga. Jangan
mengorbankan waktu dengan orang dekat terutama keluarga gara-gara terobsesi
dengan komunikasi canggih ini. Firman Tuhan mengingatkan, "Ajarlah kami
menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami beroleh hati yang
bijaksana" (Mazmur 90:12). Kita mesti menggunakan waktu dengan bijak
sehingga waktu tidak terbuang dengan percuma. Ingat, yang riil adalah orang di
sekitar kita, bukan orang yang berada di layar ponsel.
"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami
sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Firman Tuhan
mengingatkan di sini agar kita memakai waktu supaya kita bia memakainya dengan
bijaksana, jangan sampai membuang waktu secara percuma. (Mazmur 90:12)
Ingat bahwa orang yang nyata
adalah orang yang ada di sekitar kita dan bukan orang yang ada di ponsel, di
Blackberry atau di komputer kita.
0 comments: