Lalu Ia
mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya:
"Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi
peringatan akan Aku." (Luk
22:19)
Perjamuan Kudus
itu pengalaman yang menyentuh sanubari karena mengandung makna yang begitu
mendalam. Saat merayakan Paskah pada malam menjelang kematianNya, Yesus
menetapkan sebuah perjamuan baru yang bermakna yang diperingati sampai
sekarang, dan menjadi perayaan terpenting dalam ibadah Kristiani.
Perjamuan kudus
dalam kekristenan merupakan upacara yang sakral. Karena ini upacara yang
sakral, maka tidak sembarang orang mengikuti dan melakukannya. Perjamuan kudus
merupakan salah satu sakramen dalam gereja yang waktu pelaksanaannya tidak sama
antara denominasi yang satu dengan lainnya. Perjamuan kudus merupakan perintah
langsung dari Tuhan Yesus kepada gereja-Nya untuk dilakukan dalam setiap
pribadahan yang dilakukan oleh gereja. Memang waktu pelaksanaan upacara tidak
ditetapkan oleh Yesus. Hal ini mungkin bagi Yesus esensi pelaksanaannya bukan
pada kapan hal itu dilakukan oleh gereja. Mungkin ini jugalah yang menyebabkan
tidak seragamnya waktu pelaksanaan perjamuan kudus dalam gereja.
Perjamuan Kudus
itu ”khotbah dalam perbuatan,” memperingati kematian dan kebangkitan Tuhan
kita, dan memandang ke masa yang akan datang di mana Dia akan datang kembali
dalam kemuliaan.Hari Paskah itu perayaan paling suci dalam kalender agama Yahudi. Perayaan itu memperingati tulah terakhir di Mesir ketika anak-anak sulung orang Mesir mati dan anak-anak sulung orang Israel selamat karena darah dari anak domba yang dipercikkan di ambang pintu mereka. Anak domba dipanggang dan dimakan bersama dengan roti tidak beragi. Allah memerintahkan bahwa sepanjang masa hari raya ini harus diperingati. Kisah ini dicatat dalam Keluaran 12.
Dalam perayaan
itu, Yesus dan murid-muridnya menyanyi satu atau beberapa Mazmur Pujian (Mazmur
111-118). Yesus, mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah. Sambil
memecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka, Dia berkata, “Ambil,
makanlah, inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu.” Demikian pula Dia
mengambil cawan sesudah makan dan memberikannya kepada mereka untuk diminum.
Dia berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh
darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan
Aku!"
Dia mengakhiri
perjamuan itu dengan menyanyikan lagu-lagu rohani dan kemudian mereka keluar
menuju ke Bukit Zaitun. Di sanalah Yesus dikhianati, sebagaimana telah
dinubuatkan, oleh Yudas. Pada keesokan harinya Yesus disalibkan.Kisah mengenai Perjamuan Kudus terdapat dalam Matius 26:26-29, Markus 14:17-25, Lukas 22:7-22, dan Yohanes 13:21-30. Dengan pewahyuan illahi, Rasul Paulus menulis mengenai Perjamuan Kudus dalam 1 Korintus 11:23-29. Paulus sendiri tidak berada di ruang atas saat Perjamuan Kudus ditetapkan karena belum mengenal Kristus.
Paulus
memasukkan kata-kata yang tidak terdapat dalam kitab-kitab Injil, “Jadi
barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia
berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang
menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan
itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya” (1 Korintus 11:27-29).
Kita mungkin
bertanya apa maksudnya makan roti dan minum cawan dengan ”cara yang tidak
layak.” Itu mungkin berarti kita tidak menghiraukan makna sebenarnya dari roti
dan cawan, dan melupakan harga yang begitu mahal yang harus dibayar oleh Juruselamat
bagi keselamatan kita. Atau, itu mungkin berarti membiarkan perayaan itu menjadi upacara yang mati dan formal, atau datang ke Meja Perjamuan dengan dosa yang masih belum diakui. Sesuai dengan instruksi Paulus, setiap orang harus memeriksa dirinya sendiri sebelum makan roti dan minum dari cawan itu.
Pernyataan lain
yang dibuat oleh Paulus yang tidak terdapat dalam kitab-kitab Injil adalah “
Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan
kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Korintus 11:26).
Kalimat ini
membatasi jangka waktu dari Perjamuan Kudus – sampai Tuhan datang. Dari kisah
singkat ini, kita belajar bagaimana Yesus menggunakan dua unsur yang paling
rapuh sebagai simbol bagi tubuh dan darahNya, dan menjadikan keduanya sebagai
peringatan untuk kematianNya. Itu bukan sebuah monumen yang terbuat dari marmer
atau logam, namun terbuat dari roti dan anggur.Dia menyatakan bahwa roti mengenai tubuhNya yang dipecah-pecahkan, - tidak ada satupun tulangNya yang patah, namun tubuhnya disiksa sedemikian rupa sehingga sulit untuk dikenali (Mazmur 22:13-18, Yesaya 53:4-7).
Anggur
menyatakan darahNya, menunjukkan kematian yang mengerikan yang akan segera
dialamiNya. Dia, sang Anak Allah yang sempurna, menjadi penggenapan dari begitu
banyaknya nubuatan dalam Perjanjian Lama mengenai sang Penebus (Kejadian 3:15;
Mazmur 22; Yesaya 53, dll).
Ketika Dia
berkata, ”Lakukanlah ini untuk menjadi peringatan akan Aku,” hal ini
mengindikasikan bahwa ritual ini harus diteruskan di masa mendatang. Ini juga
menyatakan bahwa Paskah, yang tadinya menuntut pengorbanan seekor domba dan
intensi menantikan kedatangan sang Anak Domba Allah yang akan mengangkat dosa
isi dunia, sekarang sudah usang.
Perjanjian Baru
mulai berlaku ketika Kristus, sang Anak Domba Paskah (1 Korintus 5:7),
dikorbankan (Ibrani 8:8-13). Maka, sistem korban binatang tidak lagi dibutuhkan
(Ibrani 9:25-28).
Tekanan yang diberikan oleh Yesus adalah makna perjamuan kudus itu sendiri.
Artinya, bukan pada seberapa banyak atau seberapa sering perjamuan kudus itu
dilakukan dan diikuti oleh umat-Nya. Tetapi bagi Yesus bagaimana umat-Nya
memberi makna mendalam terhadap perjamuan kudus itu sendiri.
1.
Perintah untuk mengingat
Yesus Kristus
Meskipun sebagai orang Kristen tidak melupakan apa yang telah
dilakukan oleh Yesus untuk selamatkan kita, namun perjamuan kudus penting bagi
kita. Kepentingannya ialah supaya menyegarkan ingatan kita akan Yesus Kristus
dan menguatkan serta meneguhkan keyakinan kita kepada Dia.
2.
Perintah untuk mngingat pengorbanan Yesus
Kristus
Ketika kita makan roti dan minum anggur, kita dibawa untuk
mengenang, membayangkan dan mengingat tubuh Yesus yang dikorbankan bagi kita
dan darah-Nya yang ditumpahkan untuk menyucikan kita dari segala dosa dan
kejahatan.
3.
Perintah untuk mengingat
pengalaman keselamatan kita
Perjamuan kudus yang kita ikuti selain mengingat pengorbanan Yesus
bagi kita, juga membantu kita untuk mengingat saat secara pribadi menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Disinilah nilai dan makna yang
mendasar bagi kita ketika mengikuti perjamuan kudus.
4.
Perintah untuk
mengingatkan akan mereka yang belum percaya
Ketika kita mengikuti perjamuan kudus, ada tanggung jawab yang harus
kita kerjakan yaitu memberitakan kematian Yesus kepada orang yang belum
percaya. Dan melalui pemberitaan kita orang lain juga boleh mendapat hidup
kekal. Jadi, makna perjamuan kudus bagi kita ialah supaya kita memberitakan
Injil kepada jiwa-jiwa yang terhilang.
5.
Perintah untuk
mengingatkan pentingnya persekutuan
Perjamuan
kudus memiliki makna penyatuan. Maksudnya menyatukan tubuh Kristus. Dan
menyatukan tubuh Kristus dengan Kristus sebagai kepala Gereja. Melalui
perjamuan kudus, kita diingatkan bahwa betapa pentingnya persekutuan di dalam
tubuh Kristus. Melalui perjamuan kudus, kita dimotivasi untuk tidak menjauhkan
diri dari pertemuan ibadah kita. Kita semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang semakin mendekat.
Arti dan makna
perjamuan kudus bagi kita adalah supaya kita semakin hari semakin mendekatkan
diri kepada Tuhan. Kita tidak bermain-main dengan dosa. Kita tidak menyia-nyiakan
pengorbanan Yesus bagi kita.
0 comments: